PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENINGGALAN SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sejak
dahulu, di kepulauan nusantara terdapat banyak kerajaan. Berbagai macam corak
budaya mewarnai kerajaan-kerajaan tersebut. Ada yang bercorak Hindu maupun
Buddha. Kerajaan-kerajaan tersebut mempunyai peninggalan sejarah masing-masing.
Candi
Borobudur termasuk peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah artinya warisan
masa lampau yang mempunyai nilai sejarah. Jadi, bukan sembarang peninggalan.
Peninggalan sejarah sangat penting bagi kita sekarang. Melalui
peninggalan-peninggalan sejarah kita tahu kejadian masa lampau. Bangsa kita
memiliki banyak sekali peninggalan sejarah. Kita harus menjaga
peninggalan-peninggalan sejarah tersebut. Selain candi ada banyak lagi
peninggalan sejarah lainnya, seperti : prasasti, fosil, peralatan dari zaman
dahulu, archa, tempat ibadat, tugu, dsb.
Selain
beberapa peninggalan sejarah, terdapat juga beberapa tokoh sejarah pada masa
tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya akan kami jelaskan secara detail pada
pembahasan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja bentuk-bentuk peninggalan sejarah yang ada di Indonesia?
2.
Bagaimana
sejarah terjadinya suatu tempat?
3.
Bagaimana
cara menghargai peninggalan sejarah?
4.
Bagaimana
perkembangan Hindu-Buddha di Indonesia?
5.
Apa
saja jenis kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia?
6.
Siapa
saja tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha?
C. Tujuan
1.
Mengetahui berbagai macam bentuk peninggalan sejarah di Indonesia
2.
Mengetahui
sejarah terjadinya suatu tempat atau daerah
3.
Mengetahui
cara menghargai peninggalan sejarah
4.
Memahami
perkembangan Hindu-Buddha di Indonesia
5.
Mengetahui
sejarah kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia
6.
Mengetahui
Tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha
BAB II
PEMBAHASAN
A.Periode Sejarah di Indonesia
Secara
umum sejarah manusia di dunia ini dibagi menjadi dua zaman atau periode. Yakni zaman
sejarah dan zaman pra sejarah. Zaman sejarah adalah zaman dimana
manusia sudah mulai mengenal tulisan. Sedangkan zaman prasejarah merupakan
zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Sejarah di Indonesia dibagi
menjadi 6 zaman yakni :
1. Zaman Batu
Pada
zaman ini manusia masih banyak menggunakan peralatan dari batu untuk membantu
melakukan kegiatan seharihari. Contohnya: Kapak Perimbas (kapak dari batu)
untuk menggali dan memotong umbi-umbian. Untuk membuat api mereka menggesek-gesekan
dua buah batu.
2. Zaman Logam
Pada
zaman ini manusia sudah mulai mengenal logam. Logam digunakan untuk membuat
peralatan hidup dan perhiasan. Logam yang banyak dikenal antara lain besi dan
emas.
3. Zaman Hindu-Budha
Zaman
ini merupakan zaman masuk dan berkembangnya ajaran Hindu-Budha. Zaman ini
ditandai dengan munculnya kerajaankerajaan bercorak Hindu dan Budha. Misalnya
Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singosari, dan Majapahit. Pada zaman ini
banyak dibangun candi, keraton, dan patung.
4. Zaman Islam
Pada
zaman ini ajaran Islam masuk dan berkembang. Zaman ini ditandai dengan
munculnya kerajaan-kerajaan Islam di nusantara. Contohnya Kerajaan Samudera
Pasai, Aceh, Demak, Banten, dan Ternate. Pada zaman ini banyak dibangun masjid
dan makam.
5. Zaman Kolonial atau Penjajahan
Zaman
ini merupakan zaman dimana nusantara dikuasai oleh bangsa-bangsa penjajah,
seperi Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada zaman ini, di Indonesia
diwarnai perjuangan dan perlawanan melawan penjajah. Pada zaman ini banyak
dibangun benteng serta dibuat senjata api, seperti meriam.
6. Zaman Indonesia Modern
Zaman
ini merupakan zaman Indonesia setelah merdeka daripenjajah hingga sekarang.
B. Bentuk Peninggalan Sejarah
Kita
bisa mengetahui kehidupan masa lalu manusia melaluipeninggalan-peningalan
sejarah yang ditemukan. Peninggalan bersejarah itu
bisa berupa adat atau budaya, alat yang digunakan, tulisan maupun dalam bentuk
bangunan. Peninggalan bersejarah yang berupa budaya merupakan kebiasaan yang
berasal dari nenek moyang dan berlaku secara turun temurun dalam masyarakat. Secara
lebih rinci, pembagian bentuk-bentuk peninggalan sejarah adalah sebagai
berikut:
1.
Tulisan
a. Prasasti
Prasasti
merupakan peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau gambar pada batu.
Sehingga prasasti disebut juga batu tulis. Prasasti berisi tentang suatu
peristiwa penting yang dialami oleh suatu kerajaan atau seorang raja. Prasasti
menggunakan Bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskerta biasanya digunakan oleh
orang-orang terpelajar di India. Dapat dikenal di Indonesia karena hubungan antara
kaum terpelajar Indonesia dengan kaum terpelajar dan tokoh agama India. Prasasti
tertua di indonesia adalah Prasasti Yupa di Kalimantan Timur sekitar tahun 500
M. Prasasti yang lain antara lain Prasasti Telaga Batu dari Palembang, Prasasti
Sriwijaya dari Sumatera, Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat.
b. Naskah kuno
Naskah
kuno merupakan dokumen-dokumen penting yang berisi informasi di jaman dulu.
Naskah kuno juga dapat berupa karya sastra seperti syair, hikayat, legenda dan
kitab-kitab. Contoh naskah kuno adalah Kitab Sutasoma dan Negara-kertagama dari
Keraja-an Majapahit dan Kitab Tajussalatina dari kerajaan Melayu.
Aksara Jawi Kuno (Kawi) Ini
adalah naskah rontal dari perbatasan antara
Jawa Tengah dan Barat. Aksaranya memakai huruf Jawa Kuno atau Kawi. Teksnya berbentuk prosa mengenai ajaran Hindu-Budha. Naskah ini berisi ajaran moral bagi
murid-murid. Naskah ini di
simpan sebagai pusaka di Jawa.
2.
Bangunan/Gedung
a. Candi
Candi
merupakan bangunan batu yang kebanyakan digunakan untuk beribadah. Kata candi
berasal dari nama salah satu Dewa Durga (Dewa Maut) yaitu Candika. Candi
merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Pada dinding candi biasanya
terdapat ukiran yang disebut relief.
Bangunan candi sebagian besar berada di Jawa. Contoh candi adalah Candi
Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Kalasan di Jawa Tengah. Contoh lainnya
adalah Candi Portibi di Sumatera Utara. Candi Borobudur adalah candi terbesar
di Dunia.
Candi Borobudur Candi Borobudur merupakan
salah satu peninggalan sejarah milik bangsa
yang menjadi salah satu keajaiban
dunia. Candi Borobudur terletak
di Desa Budur, Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang,
Propinsi Jawa Tengah. Candi
Borobudur berada di atas sebuah
bukit dikelilingi oleh Bukit
Menoreh, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Candi Borobudur mempunyai corak yang sama dengan candi-candi Buddha yang ada di
India. Candi Borobudur didirikan
oleh Raja Samaratungga dari
Dinasti Syailendra Mataram Kuno pada
tahun 825 Masehi. Nama Borobudur
berasal
dari kata bhara yang berarti biara dan buddhara yang berarti gunung.
Jadi kata Borobudur bermakna “biara yang berada di gunung.
b. Benteng
Benteng
adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat pertaha-nan. Benteng merupakan peninggalan
jaman penjajahan. Benteng dibangun oleh bangsa penjajah maupun oleh kerajaan-kerajaandi
nusantara. Contoh Benteng adalah Benteng Marlborough (Bengkulu), Benteng Fort De
Kock (Bukittinggi) dan Benteng Keraton di Yogyakarta.
c. Masjid
Masjid
adalah tempat ibadah umat Islam. Masjid mulai dikenal pada saat ajaran Islam
masuk ke Indonesia. Adanya Masjid-masjid peninggalan sejarah membuktikan
pengaruh Islam sudah ada sejak dulu. Contoh masjid sejarah adalah Masjid Raya Baitussalam
di Aceh, Masjid Raya Banten, dan Masjid Agung Demak Wawasan Masjid Cheng Ho
Di Surabaya terdapat salah satu peninggalan sejarah berupa masjid yang unik.
Masjid tersebut bernama Masjid Cheng Ho. Keunikan masjid ini terletak pada
bentuk dan warnanya yang mirip Pagoda atau Kelenteng. Masjid ini didirikan oleh
Laksamana Cheng Ho (Zheng He), seorang utusan
Cina (Dinasti Ming). Laksamana Cheng Ho adalah seorang Cina Muslim. Laksamana Cheng
Ho memimpinekspedisi Cina ke wilayah nusantara pada tahun 1400-an Masehi.
d. Istana atau Keraton
Istana
atau Keraton adalah tempat tinggal raja. Pada zaman dahulu, wilayah Indonesia
terdapat banyak kerajaan. Sehingga peninggalan istana atau keraton masih ada. Contoh
istana atau keraton antara lain Istana Maemun Medan, Istana Negara di Jakarta, Keraton Kasunanan Surakarta
Hadiningrat di Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta Selain bangunan-bangunan di
atas masih ada bangunan-bangunan lain yang merupakan peninggalan bersejarah seperti
Gedung Sate di Bandung, Gereja Blenduk di Semarang, Makam raja-raja dan makam
Walisongo.
3. Benda-benda
Peninggalan
sejarah yang berupa benda atau barang antara lain:
a. Fosil
Fosil
adalah bagian atau sisa mahkluk hidup yang sudah membatu. Fosil merupakan sisa
makhluk hidup yang mati berjuta-juta tahun yang lalu. Di wilayah Indonesia
cukup banyak ditemukan fosil. Di antaranya di Mojokerto, Jawa Timur dan di
Sangiran, Jawa Tengah
b. Artefak
Artefak
adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia zaman dahulu.
Artefak dapat berupa alat-alat pertanian, peralatan makan dan memasak, senjata,
serta perhiasan.
c. Arca (Patung)
Patung
biasanya terbuat dari batu. Pada zaman dulu orang membuat patung untuk
mengenang orang penting yang sudah meninggal. Ada pula patung yang merupakan
perwujudan dari para dewa di ajaran Hindu-Budha. Contoh patung adalah Patung
Ken Dedes atau Prajna Paramita, Patung Roro Jonggrang di Candi Prambanan, dan
Patung Dewa Syiwa.
4.
Karya Seni Lain
Yang
dimaksud karya seni lain di sini adalah karya seni yang tidak bersifat kebendaan.
Yakni karya seni yang hidup atau menjadi tradisi di masyarakat. Contohnya
antara lain sebagai berikut:
a. Tarian tradisional
Tarian
tradisional merupakan tarian peninggalan zaman dulu yang sampai sekarang masih
ada. Zaman dulu tarian sering ditampilkan saat upacara adat, menyambut tamu,
dan sebagai hiburan. Contoh tarian tradisional antara lain Tari Gambyong dari
Jawa Tengah dan Tari Seudati dari Aceh.
b. Dongeng atau cerita rakyat
Dongeng
atau cerita rakyat merupakan cerita yang disampaikan secara turun temurun.
Cerita rakyat tidak jelas siapa pengarangnya. Cerita rakyat ada yang merupakan
kisah nyata namun ada pula yang hanya karangan manusia. Contohnya adalah
Malinkundang dari Sumatera Barat dan Tangkuban Perahu dari Jawa Barat. Cerita
rakyat ini mengandung hikmah atau pelajaran yang dapat diambil oleh masyarakat.
c. Lagu atau tembang daerah
Lagu
atau tembang daerah juga merupakan peninggalan sejarah. Contohnya antara lain
Lagu Lir-ilir dari Jawa Tengah dan Lagu Gending Sriwijaya dari Sumatera.
d. Seni pertunjukan
Seni
pertunjukan di Indonesia cukup banyak. Antara lain Wayang Kulit dari Jawa
Tengah dan Yogyakarta, Ogoh-ogoh dari Bali dan Wayang Golek dari Jawa Barat.
5.
Adat Istiadat
Adat
istiadat berhubungan dengan kepercayaan masyarakat. Adatistiadat merupakan
tradisi kepercayaan yang dilakukan suatu masyarakat secara turun temurun. Yang
termasuk adat istiadat adalah upacara adat. Contohnya antara lain Upacara
Pembakaran Mayat (Ngaben) di Bali, Upacara Sedekah Laut di Yogyakarta, dan Upacara
Lompat Batu di Pulau Nias.
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa
Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta
Kegiatan Ekonomi di Indonesia Bangsa yang besar adalah bangsa
yang dapat menghargai jasa para pahlawannya.
Untuk itu, pada bab ini kita akan membahas berbagai peninggalan dan jasa tokoh
sejarah nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam. Selain itu, kita juga akan mempelajari keragaman
kenampakan alam, suku bangsa,
dan kegiatan ekonomi yang ada di Indonesia.
C.Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu Tempat dan Daerah
Cerita
tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata. Maksudnya,
kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun, ada juga yang berupa dongeng
yang tidak nyata. Maksudnya, terjadinya suatu tempat atau daerah tidak seperti
yang diceritakan. Dalam bagian ini kita akan mempelajari bentuk-bentuk cerita
rakyat dan sejarah terjadinya suatu daerah.
1. Macam-macam cerita rakyat
Ada beberapa macam cerita rakyat. Misalnya,
legenda, mitos, dongeng, dsb. Bentuk-bentuk cerita ini mengisahkan terjadinya suatu
tempat secara tidak nyata. Meskipun demikian, ada pesan yang ingin disampaikan.
Pesan inilah yang seharusnya dipelajari. Mari kita bahas bentuk cerita rakyat
di atas.
a. Legenda
Legenda adalah cerita terjadinya suatu
tempat. Banyak masyarakat yang percaya cerita itu benar-benar terjadi. Legenda
tidak dianggap suci karena tidak ada tokoh dewa. Contoh legenda antara lain:
1. Cerita terjadinya gunung Tangkuban
Perahu di Jawa Barat.
2. Cerita asal-usul nama Banyuwangi di Jawa
Timur.
3. Cerita terjadinya Rawa Pening di Jawa
Tengah.
4. Cerita terjadinya Danau Toba di Sumatera
Utara.
Terjadinya Gunung Tangkuban Prahu
Konon
hiduplah seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Ia adalah putri Prabu
Sungging Perbangkara. Karena sumpahnya sendiri, Dayang Sumbi harus menikah
dengan seekor anjing. Namanya Si Tumang. Dari pernikahan itu, lahirlah
Sangkuriang. Sangkuriang tidak tahu kalau Si Tumang adalah ayahnya. Suatu hari
karena jengkel Sangkuriang membunuh Si Tumang. Dayang Sumbi sangat marah.
Sangkuriang pun diusir. Ketika dewasa, Sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi.
Ia jatuh cinta pada Dayang Sumbi. Akhirnya, Sangkuriang melamar Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi menolak lamaran itu. Ia tahu bahwa Sangkuriang adalah anaknya
sendiri. Untuk menutupi penolakannya, Dayang Sumbi mengajukan syarat yang
sangat berat. Sangkuriang harus membendung sungai Citarum dan membuat sebuah
perahu dalam satu malam. Namun, ternyata Sangkuriang menyanggupi permintaan itu.
Menjelang tengah malam, Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya. Dayang
Sumbi sangat terkejut. Ia pun melakukan tipu muslihat. Ia menyuruh penduduk
memukul lesung dan membakar jerami. Maka segera terdengar kokok ayam jantan
bersahutan. Akhirnya, lamaran Sangkuriang tidak diterima. Sangkuriang sangat
marah dan kecewa. Ia menendang perahu yang hampir selesai dibuatnya. Perahu itu
pun terbalik. Kemudian perahu itu berubah menjadi gunung. Gunung itu diberi
nama Tangkuban Perahu. Memang bentuk gunung itu seperti perahu yang terbalik.
b. Mitos
Mitos adalah cerita yang dipercaya
benar-benar terjadi, dianggap suci, dan memiliki tokoh dewa. Contohnya,
asal-usul candi Prambanan, asal-usul Selat Bali, dan Putri Buruti Siraso
(Sumatera Utara). Perhatikan mitos mengenai asal-usul Candi Prambanan berikut.
Terjadinya Candi Perambanan
Pada
zaman dahulu, berdirilah sebuah kerajaan di Pengging. Sang raja mempunyai
seorang putera. Nama puteranya itu Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso adalah
seorang pemuda yang gagah dan sakti. Di Prambanan juga berdiri sebuah kerajaan.
Rajanya bernama Ratu Boko. Ratu Boko mempunyai seorang puteri yang sangat cantik.
Nama puteri itu Roro Jonggrang. Kerajaan Pengging dan Prambanan bermusuhan.
Terjadi peperangan hebat antara kedua kerajaan itu. Awalnya Kerajaan Pengging
kalah. Bandung Bondowoso maju ke medan perang. Pengging dapat mengalahkan
Prambanan. Bandung Bondowoso berhasil membunuh Prabu Boko. Saat masuk istana
Prambanan, Bandung Bondowoso melihat Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso langsung
jatuh cinta. Bandung Bondowoso ingin memperistri Roro Jonggrang. Namun, Roro
Jonggrang tidak mau diperistri. Ia tidak mau diperistri oleh pembunuh ayahnya. Bandung
Bondowoso terus memaksa. Akhirnya, Roro Jonggrang mau diperistri dengan satu
syarat. Ia minta dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang sangat dalam satu
malam. Bandung Bondowoso menyanggupi syarat itu. Bandung Bondowoso minta
bantuan makhluk-makhluk halus untuk membangun seribu candi. Mereka segera
bekerja keras setelah matahari terbenam. Dengan cepat berdirilah candi-candi yang
megah. Pada tengah malam, tinggal satu candi yang belum berdiri. Roro Jonggrang
terkejut melihat hal tersebut. Ia mencari akal untuk menggagalkan usaha Bandung
Bondowoso. Roro Jonggrang membangunkan gadis-gadis desa. Mereka disuruh
menumbuk padi sambil memukul-mukul lesung. Maka ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan.
Mendengar ayam jantan berkokok, makhluk-makhluk halus segera menghentikan
pekerjaannya. Mereka menyangka sebentar lagi matahari akan terbit. Gagallah Bandung
Bondowoso mendirikan seribu candi. Bandung Bondowoso sangat marah karena ditipu
oleh Roro Jonggrang. Dikutuklah Roro Jonggrang menjadi arca batu. Jadilah Roro Jongrang
arca besar di candi Prambanan. Candi Prambanan sering juga disebut candi Roro
Jonggrang. dari daerah Betawi (Jakarta).
2. Sejarah Terjadinya Suatu Daerah
Sejarah berbeda dengan cerita rakyat.
Sejarah adalah cerita yang benar-benar terjadi. Berikut ini contoh sejarah
terjadinya dua kota atau tempat di Indonesia.
a. Kisah terjadinya Jakarta
Pada
zaman kerajaan Hindu Pajajaran, daerah Jakarta bernama Sunda Kelapa. Sunda
Kelapa adalah kota pelabuhan. Banyak kapalkapal dagang singgah di pelabuhan
Sunda Kelapa. Para pedagang datang dari Palembang, Makassar, Madura, dan Demak.
Melalui pelabuhan ini banyak barang dikirim ke luar negeri. Barang-barang itu misalnya
lada, beras, emas, sayur-sayuran, dan hewan potong. Keramaian Sunda Kelapa
menarik bangsa Portugis. Mereka mulai menduduki Sunda Kelapa pada tanggal 21
Agustus 1522. Para pedagang Portugis mulai membuat benteng. Kemudian mereka mau
menguasai Sunda Kelapa. Pada masa ini Bangsa Portugis diserang pasukan Kerajaan
Demak. Penyerangan dipimpin oleh Fatahillah. Fatahillah berasal dari Kerajaan Samudra
Pasai yang berdiri di Aceh. Ia baru kembali dari Mekkah. Ia memperdalam agama
Islam di sana. Sesampai di tanah air ia sangat sedih. Tanah airnya diduduki
bangsa asing. Bangsa asing itu adalah Bangsa Portugis. Niatnya mengusir Bangsa
Portugis semakin kuat. Namun, Fatahillah tidak langsung menyerbu Sunda Kelapa.
Mula-mula, ia pergi ke Banten. Di Banten, Fatahillah menyebarkan ajaran Islam.
Ia tidak lama di Banten. Kemudian ia pindah ke Demak (Jawa Tengah) dengan
maksud sama. Makin lama, kedudukan Fatahillah makin kuat. Akhirnya, ia memimpin
pasukan Demak menyerbu Portugis. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Juni
1527 Pasukan Demak tidak gentar menghadapi musuh. Pertempuran hebat terjadi di
pantai. Pasukan Demak berjuang dengan gagah berani. Mereka berjuang sampai
titik darah penghabisan. Setiap jengkal tanah mereka pertahankan. Semangat
untuk mengusir penjajah dari tanah air membakar dada pasukan kerajaan Demak. Akhirnya,
pasukan Fatahillah menang. Portugis meninggalkan Sunda Kelapa. Kemudian
Fatahillah berkuasa di Sunda Kelapa. Sejak itu, nama Sunda Kelapa diubah
menjadi Jayakarta. Nama Jayakarta berarti kemenangan yang sempurna. Nama itu
dipakai untuk mengenang kemenangan tentara Demak atas bangsa Portugis.
Kemudian, tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai hari lahir kota Jakarta. Nama
Fatahillah sendiri diabadikan menjadi nama museum di Jakarta. Pada masa
penjajahan Belanda Jayakarta berganti nama menjadi Batavia. Sejak awal abad
ke-20, Batavia menjadi pusat kekuasaan Belanda. Batavia dikuasai Jepang pada
tanggal 9 Maret 1942. Sejak itu, nama Batavia diganti menjadi Jakarta sampai
sekarang ini.
b. Kisah terjadinya Yogyakarta
Di
Pulau Jawa bagian tengah terdapat Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Pada
zaman dulu kedua kesultanan ini menjadi satu dengan nama Mataram. Waktu itu Ibu
Kota Mataram adalah Kertasura. Kertasura terletak sekitar 10 kilometer sebelah
barat Surakarta (Solo). Tahun 1742 Kerajaan Mataram jatuh karena sebuah
pemberontakan. Raja yang memerintah waktu itu adalah Susuhunan Pakubuwono II.
Raja dan seluruh anggota keluarga kerajaan melarikan diri ke Sura-karta (Solo).
Pusat pemerintahan pun beralih ke Surakarta. Waktu itu kerajaan Mataram belum
pulih benar. Raden Mas Said melancarkan pemberontakan. Sebenarnya Raden Mas
Said adalah kemenakan raja sendiri. Kerajaan Mataram menjadi kacau balau.
Pangeran Mangkubumi mengajukan diri membantu mengatasi kekacauan. Pangeran Mangkubumi
adalah adik raja sendiri. Bantuan Pangeran Mangkubumi tidak disetujui seorang
pejabat kerajaan. Pangeran Mangkubumi merasa kecewa. Dia bergabung dengan Raden
Mas Said. Di bawah pimpinan Raden Mas Said pasukan pemberontak menyerbu
Surakarta. Raja Mataram merasa terdesak. Raja kemudian meminta bantuan kolonial
Belanda untuk meredakan pemberontakan. Pemberontakan itu dapat digagalkan
berkat bantuan tentara kolonial Belanda. Pada tahun 1752 pemberontakan berkobar
lagi. Pemberontakan berakhir dengan diadakannya sebuah perjanjian pada tanggal
15 Februari 1755. Namanya Perjanjian Giyanti. Berdasarkan perjanjian itu
Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua, Mataram Surakarta Hadiningrat dan Mataram
Ngayogyakarta Hadiningrat. Susuhunan Paku Buwono III menjadi raja Mataram
Surakarta Hadiningrat. Pangeran Mangkubumi menjadi raja Mataram Ngayogyakarta
Hadiningrat. Sebagai raja ia bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Untuk sementara
Sultan Hamengkubuwono I tinggal di Ambar Ketawang. Ia mencari tempat yang cocok
untuk mendirikan pusat kerajaan. Para punggawa akhirnya menemukan sebuah hutan.
Namanya Garijitawati. Letaknya tidak jauh dari Desa Beringin. Di sinilah
kemudian didirikan pusat kerajaan. Tapi, kerajaan yang baru ini belum memiliki nama.
Apa nama kerajaan baru ini? Pangeran Mangkubumi dipercaya sebagai jelmaan Dewa
Wisnu dalam wujud Khrisna. Sebelumnya, Dewa Wisnu pernah menjelma menjadi Sri
Rahma. Raja Sri Rahma tinggal di kerajaan Ayodya. Karena itu, cocok jika
kerajaan yang baru ini diberi nama Ayodya. Atau sering disingkat sebagai Yodya.
Para pengikut Pangeran Mangkubumi berharap kerjaan baru ini aman, tenteram,
damai, dan sejahtera. Inilah sebabnya nama Yodya kemudian ditambah
dengan kata karta, artinya serba baik. Demikianlah, kerajaan yang
baru ini diberi nama Yodyakarta. Dalam perkembangan selanjutnya, orang lebih
mudah menyebut kerajaan ini dengan nama Yogyakarta.
D. Menghargai Peninggalan Sejarah
Negara kita
memiliki banyak sekali benda-benda peninggalan sejarah. Benda-benda itu
merupakan warisan masa lampau yang sangat berharga. Benda-benda itu menjadi
milik negara. Benda-benda itu menjadi milik seluruh rakyat Indonesia. Benda-benda
peninggalan sejarah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sudah sepatutnya kita bersikap menghargai
benda-benda peninggalan sejarah.
Bentuk
penghargaan terhadap benda-benda peninggalan sejarah.
1. Merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah
Banyak benda peninggalan sejarah berusia ratusan atau
bahkan ribuan tahun. Tak heran benda-benda tersebut rapuh. Bila tidak dirawat
dengan baik bisa rusak dan hancur. Merawat benda-benda peninggalan sejarah
merupakan tugas kita semua. Tapi penanggungjawab utamanya adalah negara. Cara
menjaga dan merawat antara lain sebagai berikut:
a. Membangun museum-museum untuk menyimpan bendabenda peninggalan
sejarah.
b. Menjaga dan merawat daerah-daerah cagar budaya. Di
daerah cagar budaya biasanya terdapat banyak benda-benda peninggalan sejarah.
c. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah
tidak dirusak. Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari
tangan-tangan jahil.
2. Mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah
Mengunjungi museum termasuk salah satu cara menghargai peninggalan
sejarah. Kamu juga bisa mengunjungi peninggalan sejarah lainnya, misalnya :
candi, makam pahlawan, monumen, dan istana.
3. Menggunakan benda-benda peninggalan sejarah secara
benar
Kamu sudah tahu bahwa benda-benda peninggalan sejarah adalah
kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh
digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga
boleh dikunjungi. Bendabenda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita
tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan
benda-benda peninggalan sejarah.
E. Peninggalan Sejarah dari Masa
Hindu
a.
Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua di wilayah Nusantara adalah Kerajaan
Kutai. Kerajaan ini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur,
tepatnya di sebuah kota kecamatan yang bernama Muarakaman. Daerah ini yang
merupakan daerah percabangan antara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang Rantau.
Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi. Peninggalan sejarah yang membuktikan
Kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu pertama adalah ditemukannya prasasti berbentuk
Yupa menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Yupa adalah
tiang batu pengikat hewan korban untuk dipersembahkan kepada Dewa. Beberapa
peninggalan kerajaan Kutai:
1)
tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muarakaman;
2)
kalung Cina yang terbuat dari emas;
3)
satu arca Bulus;
4)
dua belas arca batu.
Dari
peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudungga adalah raja Kutai yang pertama.
Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman,
kemudian digantikan oleh Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang
taat. Beliau menyembah Dewa Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan
20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya
sebuah Yupa. Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana. Rakyatnya hidup
sejahtera dan makmur.
b.
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah
Bogor Provinsi Jawa Barat. Kerajaan
ini berdiri tahun 450 Masehi. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu
pertama di Jawa. Wilayah kekuasaannya,
meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Peninggalan
Kerajaan Tarumanegara, antara lain:
1) Prasasti
Ciaruteun,
2) Prasasti Pasir Koleangkak,
3) Prasasti Kebon Kopi,
4) Prasasti Tugu,
5) Prasasti Pasir Awi,
6) Prasasti Muara Cianten,
7) Prasasti
Cidanghiang,
8) Arca
Rajasi,
9) Arca Wisnu Cibuaya I,
10) Arca
Wisnu Cibuaya II.
Peninggalan
prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada Prasasti
Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu
menceritakan cara pemerintahan yang teratur. Purnawarman adalah raja yang
terkenal dari Tarumanegara. Beliau pemeluk agama Hindu dan menyembah Dewa
Wisnu. Pada masa pemerintahannya, ia berhasil membuat saluran air untuk
pertanian dan mencegah banjir. Mata pencarian rakyat dari pertanian, perikanan
dan perdagangan sehingga rakyat dapat hidup dengan makmur.
c. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah dan
berdiri pada abad ke-8. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari Dinasti
Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Peninggalan-peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno, antara lain sebagai berikut:
1) Dinasti
Sanjaya
a) Prasasti
Canggal (732 M)
Ditemukan
di Gunung Wukir di Desa Canggal, isinya memperingati pembuatan lingga di desa
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya;
b) Prasasti Mantyasih
(907 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M), isinya raja-raja yang memerintah
dari Dinasti Sanjaya.
2)
Dinasti Syailendra
a) Prasasti Sojomerto,
isinya menyebutkan seseorang bernama Syailendra
yang beragama Budha;
b) Prasasti Sangkhara,
isinya menerangkan Raja Rakai Panangkaran
telah berpindah agama dari Hindu menjadi Budha;
c) Prasasti Kalasan
(778 M), isinya seorang raja dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai
Panangkaran dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun sebuah
bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk para Bikhu di Kalasan;
d) Prasasti Klurak (782
M), isinya tentang pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari Budha, Wisnu dan
Sanggha yang disamakan dengan Timurti; yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa;
e) Prasasti Ratu Boko
(856 M), isinya kekalahan Balaputradewa dalam perang dengan kakak iparnya Rakai
Pikatan.
d. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Mataram Kuno. Namun, letak Kerajaan Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur,
tepatnya di daerah Muara Sungai Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah
Nganjuk sebelah barat dan Pasuruan sebelah selatan serta selanjutnya hampir
mencakup seluruh Jawa Timur. Raja yang sangat terkemuka adalah Airlangga dengan
gelar Rake Halu Sri
Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottungadewa.
Prasasti Pucangan
menyebutkan bahwa Airlangga dapat menyelamatkan diri dari Serangan raja bawahan bernama
Wurawari yang diperalat oleh Sriwijaya. Airlangga
masuk hutan dengan hanya diikuti seorang hambanya yang bernama Narottama. Pada saat
itu, Airlangga baru berusia 16 tahun. Ia masih
amat muda dan belum banyak
pengalaman dalam peperangan dan belum
begitu mahir dalam menggunakan alat-alat senjata. Akan tetapi, Airlangga dianggap sebagai penjelmaan
Dewa Wisnu, maka tidak dapat dibinasakan
oleh kekuasaan kejahatan. Selanjutnya,
Airlangga dapat membalikkan keadaan. Wurawari mendapat serangan Airlangga dengan diiringi oleh
rakyat hingga keadaan menjadi
dikuasai oleh Airlangga.
Peninggalan-peninggalan
Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
1) Prasasti Tangeran
(933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya
Sri Wardhani pu Kbi;
2) Prasasti Bangil,
isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi
untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang;
3) Prasasti Lor (939
M), isinya Mpu Sindok memerintahkan membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho
di Desa Anyok Lodang;
4) Prasasti Kalkuta,
isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat
silsilah raja-raja Medang Kamulan.
e. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri didirikan tahun 1041 Masehi.
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di
bagian barat Jawa Timur. Kerajaan ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan
Kediri. (Panjalu) dengan pusat pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala dengan
pusat pemerintahan di Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi
dan Sungai Brantas.
Peninggalan-peninggalan
Kerajaan ini, antara lain:
1) Prasasti Malengga (1052 M), isinya Garasakan
telah mengalahkan
musuhnya yang bernama
Linggajaya dan mengusirnya dari istana Tanjung;
2) tiga prasasti
Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambing kerajaan, yakni Garudhamuka;
3) Prasasti Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian
hadiah tanah oleh Raja Jayabhaya
pada Desa Ngantang;
4) Prasasti Jaring (1181), memuat nama pejabat
dengan nama hewan;
5) Prasasti Kamulan
(1194 M), isinya tentang kemenangan Kertaraharja atas musuhnya yang mengganggu
istana Katangkatang.
f. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan tahun 1222 Masehi.
Letaknya di sebelah timur Gunung Kawi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter. Peninggalan-peninggalan
kerajaan ini antara lain:
1) Prasasti Mula
Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan desa
Malurung Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan desa Malurung menjadi Sima (daerah
Swatantra) untuk sang Pranajaya beserta keturunannya yang telah berjasa kepada
raja;
2) Prasasti Kragan (1256);
3) Prasasti Maribong (1264) hanya berupa satu
lempengan saja;
4) Prasasti Sarwadharma (1269), isinya rakyat
Sarwadharma menghadap raja dan memohon agar daerah mereka dibebaskan dari
wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima.
g. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di bagian hilir Sungai
Brantas. Kerajaan ini memberoleh masa kejayaan ketika dipimpin Hayam Wuruk
(1350-1389) Tahun 1350 Tribuanatunggadewi mundur dan digantikan oleh putranya
yang bernama Hayam Wuruk. Ia bergelar Sri Rajasanagara. Pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan.
Dengan bantuan Mahapatih Gajah Mada, Raja Hayam Wuruk membawa kerajaan ke
puncak kejayaan. Sementara
itu, Gajah Mada ingin melaksanakan Sumpah Palapanya. Dalam menjalankan Sumpah
Palapa, satu demi satu daerah yang belum bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan
Majapahit ditundukkan dan dipersatukan. Daerah kekuasaannya meliputi sekitar
wilayah negara Indonesia sekarang ini. Bahkan, pengaruh itu diperluas sampai ke
negara tetangga di wilayah Asia Tenggara. Pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk, usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat tampak jelas sekali. Berbagai kegiatan ekonomi dan kebudayaan sangat diperhatikan. Hasil
pemungutan ari berbagai pajak dan upetidimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat
di berbagai bidangm Untuk bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan bendungan-
bendungan dan saluran pengairan serta pembukaan tanah-tanah baru untuk
perladangan. Di beberapa tempat sepanjang sungai besar dibuat tempat
penyeberangan yang dapat membantu lalu lintas antardaerah. Hayam Wuruk juga
sangat memperhatikan daerah-daerah kerajaan. Beberapa kali ia mengunjungi
daerah, antara lain ke Pajang, Lasem, Pantai Selatan, Lumajang, Tirib, dan
Semper.
Peninggalan-peninggalan
kerajaan ini, antara lain sebagai berikut.
1) Candi:
a)
Penataran;
b)
Sawentar;
c)
Sumberjati.
2) Prasasti Butak
(1294), isinya tentang keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden
Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.
3) Kitab-kita kuno, antara lain. Pararaton dan kitab Negarakertagama
h. Kerajaan Bali
Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa.
Pusat kerajaan diperkirakan sekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai
keterangan pada prasasti dan lontar Bali). Raja yang terkenal di Bali berasal
dari Dinasti Warmadewa, yaitu Sri
Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan Raja Anak Wungsu Saat Dinasti Warmadewa berkuasa, agama pertama
yang berkembang di Bali adalah Budha. Akan tetapi selanjutnya, rakyat Bali
memeluk agama Hindu. Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya
Sri Astasura Ratna Bhumi Banten ditaklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit tahun
1430 M. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali antara lain:
1) Prasasti berangka
tahun 882 Masehi;
2) Prasasti tahun 896
Masehi;
3) Tugu Sanur, berangka
tahun 914 Masehi.
i. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi.
Pertama kalinya, kerajaan
ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke daerah Kawali Ciamis.
Raja
yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat pemerintahannya di Kawali
(Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal dengan
sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri
Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi
(tahun 1482 M - 1521 M).
Peninggalan
Kerajaan Pajajaran antara lain:
1)
Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M)
2)
Prasasti Horren,
3)
Prasasti Citati Cibadak (1030 M),
4)
Prasasti Astana Gede,
5)
Prasasti Batutulis Bogor
F. Peninggalan Sejarah dari Masa
Budha
a.
Kerajaan Kalingga
Kerajaan
Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa Tengah. Kerajaan ini
dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima. Peninggalan-peninggalan Kerajaan
Kalingga, antara lain Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng
Gunung Merbabu Jawa Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M
ditulis dalam huruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta.
b. Kerajaan
Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Letaknya di Muara Takus (sekarang daerah
Riau), tepatnya pada pertemuan dua aliran sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri.
Palembang merupakan pusat kerajaannya.
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan
pada saat diperintah oleh Balaputradewa merupakan putra dari Samaratungga yang berasal dari Jawa, sekitar
abad ke -9. Pada mulanya,
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan sungai. Namun, setelah kuat mengadakan perluasan kekuasaan. Perluasan ini dimaksudkan untuk menguasai
perdangangan. Hal ini bisa dilihat dari
daerah-daerah yang ramai. Daerah pusat perdagangan yang berhasil dikuasainya, antara lain daerah
Tulang Bawang, Kedah, Pulau Bangka, Jambi,
Genting Kra, dan Jawa Tengah (Kalingga dan Mataram). Dalam upaya memperluas serta mempertahankan wilayah kekuasaannya, Sriwijaya membentuk
armada laut yang kuat. Hampir seluruh
Pulau Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Selat Sunda dapat dikuasai. Oleh karena itu,
Sriwijaya di sebut sebagai Kerajaan Nusantara yang pertama. Wilayah kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi pusat pertemuan antara pedagang dari
India dan China, menjadikan kemajuan
bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim. Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat
pendidikan dan penyebaran agama
Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari China yang bernama I-tsing tahun 685
M menetap di Sriwijaya. Mahaguru ilmu
agama Budha yang berasal dari India, yaitu Sakhyakitri dan Dharmapala turut mengajarkan
agama Budha. Banyak pula pemuda dari Sriwijaya
yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India). Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena serangan Raja Colamandala dari India
Selatan tahun 1025 M. Tahun 1275
M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Selanjutnya, tahun 1377, Sriwijaya diserbu Majapahit. Sejak masa itu,
riwayat Kerajaan Sriwijaya berakhir. Peninggalan-peninggalan
Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
1) Prasasti Kedukan
Bukit (684 M),
2) Prasasti Talang Tuo
(684 M),
3) Prasasti Kota Kapur
(686 M),
4) Prasasti Karang
Berahi (686 M).
G. Tokoh-Tokoh pada Masa
Hindu-Buddha
a.
Kerajaan Mataram Kuno
Salah
satu raja yang terkemuka pada masa kerajaan ini adalah raja Sanjaya.
Ia dijuluki raja yang gagah berani yang telah menaklukan rajaraja di sekelilingnya. Ia dihormati oleh para
pujangga karena dipandang sebagai
raja yang paham akan isi kitab-kitab suci. Rakyatnya dapat tidur nyenyak tanpa ada rasa takut diganggu
oleh penjahat.
b.
Kerajaan Medang Kamulan
Raja
yang sangat terkemuka adalah Airlangga dengan gelar Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa
Airlangga Anantawikramottungadewa. Prasasti Pucangan menyebutkan bahwa
Airlangga dapat menyelamatkan diri dari Serangan
raja bawahan bernama Wurawari yang diperalat oleh Sriwijaya. Airlangga masuk hutan dengan hanya
diikuti seorang hambanya yang bernama
Narottama. Pada saat itu, Airlangga baru berusia 16 tahun. Ia masih amat muda dan belum banyak pengalaman
dalam peperangan dan belum
begitu mahir dalam menggunakan alat-alat senjata. Akan tetapi, Airlangga dianggap sebagai
penjelmaan Dewa Wisnu, maka tidak dapat dibinasakan
oleh kekuasaan kejahatan. Selanjutnya,
Airlangga dapat membalikkan keadaan. Wurawari mendapat serangan Airlangga dengan diiringi oleh
rakyat hingga keadaan menjadi
dikuasai oleh Airlangga.
c.
Kerajaan Singasari
Ada
5 raja yang terkemuka di Kerajaan Singasari, yaitu sebagai berikut.
1) Ken Angrok (Ken Arok)
Wangsa
Rajasa adalah wangsa baru berbarengan dengan kemunculan Ken Angrok. Wangsa
inilah yang menguasai Kerajaan Singasari
dan Kerajaan Majapahit. Ken Angrok dilahirkan di Desa Pangkur, sebelah timur Gunung Kawi.
Ibunya bernama Ken Endok, istri
seorang petani yang bernama Gajah Para. Ken Angrok merupakan anak yang tidak diharapkan
kehadirannya oleh ibunya, maka
dari itu setelah melahirkan ibunya membuang bayinya itu di sebuah kuburan. Selanjutnya, bayi itu
dipelihara oleh seorang pencuri
yang bernama Lembong. Pada
masa mudanya, kehidupan Ken Angrok diwarnai oleh kelakuan
yang tidak baik. Seterusnya, ia diangkat sebagai anak oleh seorang brahmana
yang bernama Dangyang Lohgawe. Melalui perantaraan
Lohgawe inilah Ken Angrok dapat bekerja di tempat Akuwu
Tunggul Ametung. Di
rumah Tunggul Ametung itulah
Ken Angrok bekerja. Namun selanjutnya,
Ken Angrok jatuh cinta
kepada istri majikannya, yaitu
Ken Dedes. Untuk memenuhi keinginannya,
Ken Angrok meminta bantuan
kepada Mpu Gandring
agar
dibuatkan sebuah keris.
Namun setelah keris itu selesai,
Mpu Gandring dibunuh Ken
Angrok dengan keris tersebut. Ken
Angrok kembali ke Tumapel dan
keris itu dipinjamkan kepada sahabatnya
yang bernama Kebo Ijo. Pada
suatu malam secara diam-diam keris itu diambil oleh Ken Angrok untuk membunuh Tunggul Ametung.
Setelah berhasil membunuh,
keris dikembalikan ke tempat semula. Rakyat akhirnya
gempar dan Kebo Ijo dituduh
membunuh Tunggul. Sebaliknya,
Ken Angrok dianggap sebagai pahlawan. Ken
Angrok pun berhasil membunuh Kebo Ijo dengan keris yang dipinjamkannya. Setelah peristiwa itu,
Ken Angrok menjadi Akuwu
Tumapel menggantikan Tunggul Ametung. Selain itu, Ken Dedes dipersunting menjadi istrinya. Setelah lama menjadi Akuwu Tumapel, pada
suatu hari ia didatangi para
Brahmana dari Kerajaan Daha. Mereka dating untuk
meminta perlindungan dari kejahatan Raja Daha. Para Brahmana kemudian menobatkan Ken Angrok
menjadi Raja Tumapel dengan
gelar Sri Raharja Sang Amurwabhumi. Dengan izin dan restu
para Brahmana, ia pun memakai nama Bhatara Guru dan mengadakan penyerangan ke Kerajaan Daha
melawan Raja Dangdang
Gendis.
Ken
Angrok dapat mengalahkan Raja Dangdang Gendis dan balatentaranya.
Seluruh wilayah Kerajaan Daha akhirnya dapat dikuasai.
Ken Angrok pun menjadi maharaja di Tumapel. Ken
Angrok menjadikan kerajaannya sebagai Kerajaan Singasari. Di bawah kekuasaanya, kerajaan ini
berkembang maju dan disegani.
Dari perkawinannya dengan Ken Dedes, ia mempunyai anak
yang bernama Mahisa Wonga Teleng. Dari selirnya yang bernama Ken Umang, ia mempunyai
anak Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji
Wregola dan Dewi Rambi. Pada
tahun 1227, Ken Angrok meninggal dibunuh oleh suruhan Anusapati, anak
tirinya dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring.
Hal itu dilakukan Anusapati sebagai balas dendam terhadap
pembunuhan ayahnya, Tunggul Ametung.
2) Anusapati dan Tohjaya
Anusapati
bukan anak Ken Dedes dari Ken Angrok, melainkan anak
Ken Dedes dari Tunggul Ametung. Pada saat Ken Dedes diperistri oleh Ken Angrok sebenarnya
sedang hamil 3 bulan. Setelah
dewasa, Anusapati mengetahui bahwa Ken Angrok bukanlah
bapaknya. Ayah kandungnya adalah Tunggul Ametung yang
dibunuh oleh Ken Angrok. Setelah mengetahuinya, Anusapati ingin membalas dendam pada Ken Angrok.
Untuk itu, ia menyuruh Pangalasan
dari daerah Batil untuk membunuh Ken Angrok. Setelah
Ken Angrok meninggal, Anusapati menjadi raja. Ia memerintah
selama 21 tahun (1227-1248). Namun selama masa pemerintahannya
tidak banyak diketahui. Setelah lama waktu berlalu,
berita tentang pembunuhan Ken Angrok oleh Anusapati terdengar pula oleh Panji Tohjaya, yaitu
anak Ken Angrok dari Ken
Umang. Ia tidak senang mendengar kematian ayahnya dengan cara itu. Ia berusaha pula untuk
membalas dendam. Akhirnya, Anusapati
dapat dibunuh oleh Tohjaya ketika keduanya sedang menyambung
ayam. Tahun 1248, Tohjaya memegang kekuasaan Singasari.
Namun, Tohjaya tidak lama memerintah. Ia hanya
memerintah selama beberapa
bulan saja karena pada masa itu terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Ranga Wuni, anak
Anusapati. Dalam penyerbuan
itu, Tohjaya luka kena tombak, kemudian diusung dan diungsikan oleh pengikut-pengikutnya ke
Katang Lumbang. Sesampainya
di tempat itu, akhirnya Tohjaya meninggal.
3) Wisnuwardhana
Sepeninggal
Tohjaya, pada tahun 1248 juga Rangga Wuni dinobatkan
menjadi raja dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia
didampingi oleh Mahisa Campaka
(sepupunya). Mahisa Campaka diberi gelar Narasimhamurti.
Tahun 1268, Wisnuwardhana meninggal dunia. Tahta
kerajaan diturunkan kepada anaknya, Kertanagara.
4) Kertanagara
Riwayat Kertanagara paling banyak diketahui
daripada raja-raja Singasari
lainnya. Dalam pemerintahnnya, ia dibantu oleh tiga mahamantri, yaitu rakryan i hino,
rakryan i sirikap, dan Rakryan i
halu. Cita-cita Kertanagara adalah memperluas daerah kekuasaannya. Namun, sebelum cita-citanya tercapai,
Kertanagara meninggal. Ia meninggal
tahun 1292 karena terbunuh oleh serangan pasukan Kediri.
d. Kerajaan
Majapahit
Beberapa
raja Majapahit yang terkenal adalah sebagai berikut.
1)
Raden
Wijaya (1293-1309)
Ia
masih keturunan Ken Angrok
hasil perkawinannya dengan
Ken Dedes. Ia merupakan raja
pertama Kerajaan Majapahit dengan
gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Sebagai raja pertama, ia
berusaha membangun kerajaan
demi memajukan rakyat dengan
kerja keras. Pelabuhan lautnya
banyak dikunjungipedagang dari berbagai daerah dan
pedagang asing. Pelabuhan laut
yang dimiliki oleh kerajaan Majapahit
adalah Tuban, Gresik dan
Surabaya. Pada masa
pemerintahannya terjadi beberapa pemberontakan. Namun,
semua pemberontakan itu dapat ditumpas. Pemberontakan itu, antara lain dilakukan oleh Ranggalawe,
Lembu Sora, Juru
Demung dan Gajah Biru. Pada tahun 1309, Raden Wijaya meninggal. Jasadnya dibakar dan abunya
dimakamkan di Simping (Candi
Sumberjati) dekat daerah Blitar.
2) Jayanegara (1309-1328)
Putra
Raden Wijaya ini naik tahta dalam usia yang masih muda. Pada saat pemerintahannya, banyak sekali
terjadi pemberontakan. Pemberontakan
yang paling membahayakan adalah pemberontakan yang
dilakukan oleh Nambi dan Kuti. Bahkan pemberontakan
Kuti dan pengikutnya berhasil menduduki ibu kota
kerajaan. Raja mengungsi
ke Desa Bedander dengan dikawal oleh panglima pasukan
Bhayangkara, yaitu Gajah Mada. Berkat kecerdikan Gajah Mada, akhirnya pemberontakan Kuti dapat
ditumpas. Raja pun dapat
kembali ke istana. Tahun 1328 raja meninggal karena dibunuh oleh tabib istana yang bernama Tanca.
3) Tribuanatunggadewi (1328-1350)
Putri
Raden Wijaya dari Gayatri yang bernama Tribuanatunggadewi yang bergelar Tribhuwanotunggadewi
Jayawisnuwardhani dinobatkan
menjadi raja. Pada masa pemerintahannya terjadi
pemberontakan yang hebat yang dinamakan pemberontakan
Sadeng. Peristiwa ini dapat dipadamkan karena kecerdikan
yang dimiliki oleh Gajah Mada. Berkat jasanya inilah Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih
Majapahit. Pada saat dilantik,
Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada berjanji tidak
akan menikmati kehidupan
duniawi sebelum seluruh wilayah Nusantara bersatu di
bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1343 sumpahnya terwujud.
4) Hayam Wuruk (1350-1389)
Tahun
1350 Tribuanatunggadewi mundur dan digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk. Ia
bergelar Sri Rajasanagara. Pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Dengan bantuan
Mahapatih Gajah Mada,
Raja Hayam Wuruk membawa kerajaan ke puncak kejayaan. Sementara itu, Gajah Mada ingin
melaksanakan Sumpah Palapanya. Dalam menjalankan Sumpah Palapa, satu
demi satu daerah yang belum
bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit ditundukkan
dan dipersatukan. Daerah kekuasaannya meliputi sekitar
wilayah negara Indonesia sekarang ini. Bahkan, pengaruh itu diperluas sampai ke negara tetangga
di wilayah Asia Tenggara. Pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk,
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat tampak
jelas sekali. Berbagai kegiatan ekonomi dan kebudayaan sangat diperhatikan. Hasil pemungutan dari berbagai pajak dan upeti dimanfaatkan untuk kesejahteraan
rakyat
di berbagai bidang. Untuk
bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan bendungan-
bendungan dan saluran pengairan serta pembukaan tanah-tanah
baru untuk perladangan. Di beberapa tempat sepanjang
sungai besar dibuat tempat penyeberangan yang dapat membantu lalu lintas antardaerah. Hayam
Wuruk juga sangat memperhatikan
daerah-daerah kerajaan. Beberapa kali ia mengunjungi
daerah, antara lain ke Pajang, Lasem, Pantai Selatan, Lumajang, Tirib, dan Semper.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peninggalan sejarah adalah adalah warisan masa lampau yang
memiliki nilai sejarah. Peninggalan sejarah ini bisa berbentuk fosil, peralatan
hidup di masa lampau, prasasti, bangunan, dan buku (kitab). Contoh bangunan
peninggalan sejarah antara lain candi, tempat ibadah, benteng, museum, monumen,
dan makam. Tiap daerah memiliki peninggalan sejarah yang berbeda. Kita
sebaiknya mengetahui macam-macam peninggalan sejarah di daerah kita sendiri. Selain
berbentuk benda, ada juga peninggalan sejarah yang berupa cerita rakyat. Contoh
bentuk cerita rakyat adalah legenda, mitos, dan dongeng. Dalam cerita rakyat terdapat
pesan-pesan moral yang harus dipatuhi.
Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara.
Kita harus menghargainya. Caranya antara lain dengan:
1. Menjaga dan merawatnya
2. Mengunjungi tempat-tempat peninggalan serajah
3. Tidak menyalahgunakan benda-benda peninggalan sejarah.
Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang
dari India dan Cina. Kerajaan Hindu di Indonesia adalah Kutai, Tarumanegara,
Mataram, Kediri, Singosari,dan Majapahit. Majapahit mendapat sebutan sebagai
kerajaan maritim dan agraris. Selain itu disebut sebagai kerajaan nusantara.
Kerajaan Buddha di Indonesia adalah Kaling dan Sriwijaya.
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim, pusat pendidikan dan penyebaran agama
Buddha, dan sebagai pusat perdagangan. Peninggalan sejarah dari Hindu-Buddha
adalah Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsiyah siti, dkk. 2008.
Ilmu Pengetahuan Sosial 5 . Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Hisnu Tantya, Winardi.
2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar