Selasa, 20 Desember 2016

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENINGGALAN SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
            Sejak dahulu, di kepulauan nusantara terdapat banyak kerajaan. Berbagai macam corak budaya mewarnai kerajaan-kerajaan tersebut. Ada yang bercorak Hindu maupun Buddha. Kerajaan-kerajaan tersebut mempunyai peninggalan sejarah masing-masing.  
            Candi Borobudur termasuk peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah artinya warisan masa lampau yang mempunyai nilai sejarah. Jadi, bukan sembarang peninggalan. Peninggalan sejarah sangat penting bagi kita sekarang. Melalui peninggalan-peninggalan sejarah kita tahu kejadian masa lampau. Bangsa kita memiliki banyak sekali peninggalan sejarah. Kita harus menjaga peninggalan-peninggalan sejarah tersebut. Selain candi ada banyak lagi peninggalan sejarah lainnya, seperti : prasasti, fosil, peralatan dari zaman dahulu, archa, tempat ibadat, tugu, dsb.
            Selain beberapa peninggalan sejarah, terdapat juga beberapa tokoh sejarah pada masa tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya akan kami jelaskan secara detail pada pembahasan.











B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja bentuk-bentuk peninggalan sejarah yang ada di Indonesia?
2.      Bagaimana sejarah terjadinya suatu tempat?
3.      Bagaimana cara menghargai peninggalan sejarah?
4.      Bagaimana perkembangan Hindu-Buddha di Indonesia?
5.      Apa saja jenis kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia?
6.      Siapa saja tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui  berbagai macam bentuk peninggalan sejarah di Indonesia
2.      Mengetahui sejarah terjadinya suatu tempat atau daerah
3.      Mengetahui cara menghargai peninggalan sejarah
4.      Memahami perkembangan Hindu-Buddha di Indonesia
5.      Mengetahui sejarah kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia
6.      Mengetahui Tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha















BAB II
PEMBAHASAN

A.Periode Sejarah di Indonesia
Secara umum sejarah manusia di dunia ini dibagi menjadi dua zaman atau periode. Yakni zaman sejarah dan zaman pra sejarah. Zaman sejarah adalah zaman dimana manusia sudah mulai mengenal tulisan. Sedangkan zaman prasejarah merupakan zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Sejarah di Indonesia dibagi menjadi 6 zaman yakni :
1. Zaman Batu
Pada zaman ini manusia masih banyak menggunakan peralatan dari batu untuk membantu melakukan kegiatan seharihari. Contohnya: Kapak Perimbas (kapak dari batu) untuk menggali dan memotong umbi-umbian. Untuk membuat api mereka menggesek-gesekan dua buah batu.
2. Zaman Logam
Pada zaman ini manusia sudah mulai mengenal logam. Logam digunakan untuk membuat peralatan hidup dan perhiasan. Logam yang banyak dikenal antara lain besi dan emas.
3. Zaman Hindu-Budha
Zaman ini merupakan zaman masuk dan berkembangnya ajaran Hindu-Budha. Zaman ini ditandai dengan munculnya kerajaankerajaan bercorak Hindu dan Budha. Misalnya Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singosari, dan Majapahit. Pada zaman ini banyak dibangun candi, keraton, dan patung.
4. Zaman Islam
Pada zaman ini ajaran Islam masuk dan berkembang. Zaman ini ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam di nusantara. Contohnya Kerajaan Samudera Pasai, Aceh, Demak, Banten, dan Ternate. Pada zaman ini banyak dibangun masjid dan makam.
5. Zaman Kolonial atau Penjajahan
Zaman ini merupakan zaman dimana nusantara dikuasai oleh bangsa-bangsa penjajah, seperi Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada zaman ini, di Indonesia diwarnai perjuangan dan perlawanan melawan penjajah. Pada zaman ini banyak dibangun benteng serta dibuat senjata api, seperti meriam.
6. Zaman Indonesia Modern
Zaman ini merupakan zaman Indonesia setelah merdeka daripenjajah hingga sekarang.

B. Bentuk Peninggalan Sejarah
Kita bisa mengetahui kehidupan masa lalu manusia melaluipeninggalan-peningalan sejarah yang ditemukan. Peninggalan bersejarah itu bisa berupa adat atau budaya, alat yang digunakan, tulisan maupun dalam bentuk bangunan. Peninggalan bersejarah yang berupa budaya merupakan kebiasaan yang berasal dari nenek moyang dan berlaku secara turun temurun dalam masyarakat. Secara lebih rinci, pembagian bentuk-bentuk peninggalan sejarah adalah sebagai berikut:
1. Tulisan
a. Prasasti
Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau gambar pada batu. Sehingga prasasti disebut juga batu tulis. Prasasti berisi tentang suatu peristiwa penting yang dialami oleh suatu kerajaan atau seorang raja. Prasasti menggunakan Bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskerta biasanya digunakan oleh orang-orang terpelajar di India. Dapat dikenal di Indonesia karena hubungan antara kaum terpelajar Indonesia dengan kaum terpelajar dan tokoh agama India. Prasasti tertua di indonesia adalah Prasasti Yupa di Kalimantan Timur sekitar tahun 500 M. Prasasti yang lain antara lain Prasasti Telaga Batu dari Palembang, Prasasti Sriwijaya dari Sumatera, Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat.
b. Naskah kuno
Naskah kuno merupakan dokumen-dokumen penting yang berisi informasi di jaman dulu. Naskah kuno juga dapat berupa karya sastra seperti syair, hikayat, legenda dan kitab-kitab. Contoh naskah kuno adalah Kitab Sutasoma dan Negara-kertagama dari Keraja-an Majapahit dan Kitab Tajussalatina dari kerajaan Melayu.
Aksara Jawi Kuno (Kawi) Ini adalah naskah rontal dari perbatasan antara Jawa Tengah dan Barat. Aksaranya memakai huruf Jawa Kuno atau Kawi. Teksnya berbentuk prosa mengenai ajaran Hindu-Budha. Naskah ini berisi ajaran moral bagi murid-murid. Naskah ini di simpan sebagai pusaka di Jawa.

2. Bangunan/Gedung
a. Candi
Candi merupakan bangunan batu yang kebanyakan digunakan untuk beribadah. Kata candi berasal dari nama salah satu Dewa Durga (Dewa Maut) yaitu Candika. Candi merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Pada dinding candi biasanya terdapat ukiran yang disebut relief. Bangunan candi sebagian besar berada di Jawa. Contoh candi adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Kalasan di Jawa Tengah. Contoh lainnya adalah Candi Portibi di Sumatera Utara. Candi Borobudur adalah candi terbesar di Dunia.
Candi Borobudur Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah milik bangsa yang menjadi salah satu keajaiban dunia. Candi Borobudur terletak di Desa Budur, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur berada di atas sebuah bukit dikelilingi oleh Bukit Menoreh, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Candi Borobudur mempunyai corak yang sama dengan candi-candi Buddha yang ada di India. Candi Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra Mataram Kuno pada tahun 825 Masehi. Nama Borobudur
berasal dari kata bhara yang berarti biara dan buddhara yang berarti gunung. Jadi kata Borobudur bermakna “biara yang berada di gunung.
b. Benteng
Benteng adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat pertaha-nan. Benteng merupakan peninggalan jaman penjajahan. Benteng dibangun oleh bangsa penjajah maupun oleh kerajaan-kerajaandi nusantara. Contoh Benteng adalah Benteng Marlborough (Bengkulu), Benteng Fort De Kock (Bukittinggi) dan Benteng Keraton di Yogyakarta.
c. Masjid
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Masjid mulai dikenal pada saat ajaran Islam masuk ke Indonesia. Adanya Masjid-masjid peninggalan sejarah membuktikan pengaruh Islam sudah ada sejak dulu. Contoh masjid sejarah adalah Masjid Raya Baitussalam di Aceh, Masjid Raya Banten, dan Masjid Agung Demak Wawasan Masjid Cheng Ho Di Surabaya terdapat salah satu peninggalan sejarah berupa masjid yang unik. Masjid tersebut bernama Masjid Cheng Ho. Keunikan masjid ini terletak pada bentuk dan warnanya yang mirip Pagoda atau Kelenteng. Masjid ini didirikan oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He), seorang utusan Cina (Dinasti Ming). Laksamana Cheng Ho adalah seorang Cina Muslim. Laksamana Cheng Ho memimpinekspedisi Cina ke wilayah nusantara pada tahun 1400-an Masehi.
d. Istana atau Keraton
Istana atau Keraton adalah tempat tinggal raja. Pada zaman dahulu, wilayah Indonesia terdapat banyak kerajaan. Sehingga peninggalan istana atau keraton masih ada. Contoh istana atau keraton antara lain Istana Maemun Medan, Istana Negara di Jakarta, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta Selain bangunan-bangunan di atas masih ada bangunan-bangunan lain yang merupakan peninggalan bersejarah seperti Gedung Sate di Bandung, Gereja Blenduk di Semarang, Makam raja-raja dan makam Walisongo.

3. Benda-benda
Peninggalan sejarah yang berupa benda atau barang antara lain:
a. Fosil
Fosil adalah bagian atau sisa mahkluk hidup yang sudah membatu. Fosil merupakan sisa makhluk hidup yang mati berjuta-juta tahun yang lalu. Di wilayah Indonesia cukup banyak ditemukan fosil. Di antaranya di Mojokerto, Jawa Timur dan di Sangiran, Jawa Tengah
b. Artefak
Artefak adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia zaman dahulu. Artefak dapat berupa alat-alat pertanian, peralatan makan dan memasak, senjata, serta perhiasan.
c. Arca (Patung)
Patung biasanya terbuat dari batu. Pada zaman dulu orang membuat patung untuk mengenang orang penting yang sudah meninggal. Ada pula patung yang merupakan perwujudan dari para dewa di ajaran Hindu-Budha. Contoh patung adalah Patung Ken Dedes atau Prajna Paramita, Patung Roro Jonggrang di Candi Prambanan, dan Patung Dewa Syiwa.

4. Karya Seni Lain
Yang dimaksud karya seni lain di sini adalah karya seni yang tidak bersifat kebendaan. Yakni karya seni yang hidup atau menjadi tradisi di masyarakat. Contohnya antara lain sebagai berikut:
a. Tarian tradisional
Tarian tradisional merupakan tarian peninggalan zaman dulu yang sampai sekarang masih ada. Zaman dulu tarian sering ditampilkan saat upacara adat, menyambut tamu, dan sebagai hiburan. Contoh tarian tradisional antara lain Tari Gambyong dari Jawa Tengah dan Tari Seudati dari Aceh.
b. Dongeng atau cerita rakyat
Dongeng atau cerita rakyat merupakan cerita yang disampaikan secara turun temurun. Cerita rakyat tidak jelas siapa pengarangnya. Cerita rakyat ada yang merupakan kisah nyata namun ada pula yang hanya karangan manusia. Contohnya adalah Malinkundang dari Sumatera Barat dan Tangkuban Perahu dari Jawa Barat. Cerita rakyat ini mengandung hikmah atau pelajaran yang dapat diambil oleh masyarakat.
c. Lagu atau tembang daerah
Lagu atau tembang daerah juga merupakan peninggalan sejarah. Contohnya antara lain Lagu Lir-ilir dari Jawa Tengah dan Lagu Gending Sriwijaya dari Sumatera.
d. Seni pertunjukan
Seni pertunjukan di Indonesia cukup banyak. Antara lain Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, Ogoh-ogoh dari Bali dan Wayang Golek dari Jawa Barat.

5. Adat Istiadat
Adat istiadat berhubungan dengan kepercayaan masyarakat. Adatistiadat merupakan tradisi kepercayaan yang dilakukan suatu masyarakat secara turun temurun. Yang termasuk adat istiadat adalah upacara adat. Contohnya antara lain Upacara Pembakaran Mayat (Ngaben) di Bali, Upacara Sedekah Laut di Yogyakarta, dan Upacara Lompat Batu di Pulau Nias.
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa para pahlawannya. Untuk itu, pada bab ini kita akan membahas berbagai peninggalan dan jasa tokoh sejarah nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam. Selain itu, kita juga akan mempelajari keragaman kenampakan alam, suku bangsa, dan kegiatan ekonomi yang ada di Indonesia.

C.Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu Tempat dan Daerah
Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata. Maksudnya, kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun, ada juga yang berupa dongeng yang tidak nyata. Maksudnya, terjadinya suatu tempat atau daerah tidak seperti yang diceritakan. Dalam bagian ini kita akan mempelajari bentuk-bentuk cerita rakyat dan sejarah terjadinya suatu daerah.
1. Macam-macam cerita rakyat
Ada beberapa macam cerita rakyat. Misalnya, legenda, mitos, dongeng, dsb. Bentuk-bentuk cerita ini mengisahkan terjadinya suatu tempat secara tidak nyata. Meskipun demikian, ada pesan yang ingin disampaikan. Pesan inilah yang seharusnya dipelajari. Mari kita bahas bentuk cerita rakyat di atas.
a. Legenda
Legenda adalah cerita terjadinya suatu tempat. Banyak masyarakat yang percaya cerita itu benar-benar terjadi. Legenda tidak dianggap suci karena tidak ada tokoh dewa. Contoh legenda antara lain:
1. Cerita terjadinya gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
2. Cerita asal-usul nama Banyuwangi di Jawa Timur.
3. Cerita terjadinya Rawa Pening di Jawa Tengah.
4. Cerita terjadinya Danau Toba di Sumatera Utara.

Terjadinya Gunung Tangkuban Prahu
Konon hiduplah seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Ia adalah putri Prabu Sungging Perbangkara. Karena sumpahnya sendiri, Dayang Sumbi harus menikah dengan seekor anjing. Namanya Si Tumang. Dari pernikahan itu, lahirlah Sangkuriang. Sangkuriang tidak tahu kalau Si Tumang adalah ayahnya. Suatu hari karena jengkel Sangkuriang membunuh Si Tumang. Dayang Sumbi sangat marah. Sangkuriang pun diusir. Ketika dewasa, Sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi. Ia jatuh cinta pada Dayang Sumbi. Akhirnya, Sangkuriang melamar Dayang Sumbi. Dayang Sumbi menolak lamaran itu. Ia tahu bahwa Sangkuriang adalah anaknya sendiri. Untuk menutupi penolakannya, Dayang Sumbi mengajukan syarat yang sangat berat. Sangkuriang harus membendung sungai Citarum dan membuat sebuah perahu dalam satu malam. Namun, ternyata Sangkuriang menyanggupi permintaan itu. Menjelang tengah malam, Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya. Dayang Sumbi sangat terkejut. Ia pun melakukan tipu muslihat. Ia menyuruh penduduk memukul lesung dan membakar jerami. Maka segera terdengar kokok ayam jantan bersahutan. Akhirnya, lamaran Sangkuriang tidak diterima. Sangkuriang sangat marah dan kecewa. Ia menendang perahu yang hampir selesai dibuatnya. Perahu itu pun terbalik. Kemudian perahu itu berubah menjadi gunung. Gunung itu diberi nama Tangkuban Perahu. Memang bentuk gunung itu seperti perahu yang terbalik.
b. Mitos
Mitos adalah cerita yang dipercaya benar-benar terjadi, dianggap suci, dan memiliki tokoh dewa. Contohnya, asal-usul candi Prambanan, asal-usul Selat Bali, dan Putri Buruti Siraso (Sumatera Utara). Perhatikan mitos mengenai asal-usul Candi Prambanan berikut.
Terjadinya Candi Perambanan
Pada zaman dahulu, berdirilah sebuah kerajaan di Pengging. Sang raja mempunyai seorang putera. Nama puteranya itu Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso adalah seorang pemuda yang gagah dan sakti. Di Prambanan juga berdiri sebuah kerajaan. Rajanya bernama Ratu Boko. Ratu Boko mempunyai seorang puteri yang sangat cantik. Nama puteri itu Roro Jonggrang. Kerajaan Pengging dan Prambanan bermusuhan. Terjadi peperangan hebat antara kedua kerajaan itu. Awalnya Kerajaan Pengging kalah. Bandung Bondowoso maju ke medan perang. Pengging dapat mengalahkan Prambanan. Bandung Bondowoso berhasil membunuh Prabu Boko. Saat masuk istana Prambanan, Bandung Bondowoso melihat Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso langsung jatuh cinta. Bandung Bondowoso ingin memperistri Roro Jonggrang. Namun, Roro Jonggrang tidak mau diperistri. Ia tidak mau diperistri oleh pembunuh ayahnya. Bandung Bondowoso terus memaksa. Akhirnya, Roro Jonggrang mau diperistri dengan satu syarat. Ia minta dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang sangat dalam satu malam. Bandung Bondowoso menyanggupi syarat itu. Bandung Bondowoso minta bantuan makhluk-makhluk halus untuk membangun seribu candi. Mereka segera bekerja keras setelah matahari terbenam. Dengan cepat berdirilah candi-candi yang megah. Pada tengah malam, tinggal satu candi yang belum berdiri. Roro Jonggrang terkejut melihat hal tersebut. Ia mencari akal untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang membangunkan gadis-gadis desa. Mereka disuruh menumbuk padi sambil memukul-mukul lesung. Maka ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar ayam jantan berkokok, makhluk-makhluk halus segera menghentikan pekerjaannya. Mereka menyangka sebentar lagi matahari akan terbit. Gagallah Bandung Bondowoso mendirikan seribu candi. Bandung Bondowoso sangat marah karena ditipu oleh Roro Jonggrang. Dikutuklah Roro Jonggrang menjadi arca batu. Jadilah Roro Jongrang arca besar di candi Prambanan. Candi Prambanan sering juga disebut candi Roro Jonggrang. dari daerah Betawi (Jakarta).

2. Sejarah Terjadinya Suatu Daerah
Sejarah berbeda dengan cerita rakyat. Sejarah adalah cerita yang benar-benar terjadi. Berikut ini contoh sejarah terjadinya dua kota atau tempat di Indonesia.

a. Kisah terjadinya Jakarta
Pada zaman kerajaan Hindu Pajajaran, daerah Jakarta bernama Sunda Kelapa. Sunda Kelapa adalah kota pelabuhan. Banyak kapalkapal dagang singgah di pelabuhan Sunda Kelapa. Para pedagang datang dari Palembang, Makassar, Madura, dan Demak. Melalui pelabuhan ini banyak barang dikirim ke luar negeri. Barang-barang itu misalnya lada, beras, emas, sayur-sayuran, dan hewan potong. Keramaian Sunda Kelapa menarik bangsa Portugis. Mereka mulai menduduki Sunda Kelapa pada tanggal 21 Agustus 1522. Para pedagang Portugis mulai membuat benteng. Kemudian mereka mau menguasai Sunda Kelapa. Pada masa ini Bangsa Portugis diserang pasukan Kerajaan Demak. Penyerangan dipimpin oleh Fatahillah. Fatahillah berasal dari Kerajaan Samudra Pasai yang berdiri di Aceh. Ia baru kembali dari Mekkah. Ia memperdalam agama Islam di sana. Sesampai di tanah air ia sangat sedih. Tanah airnya diduduki bangsa asing. Bangsa asing itu adalah Bangsa Portugis. Niatnya mengusir Bangsa Portugis semakin kuat. Namun, Fatahillah tidak langsung menyerbu Sunda Kelapa. Mula-mula, ia pergi ke Banten. Di Banten, Fatahillah menyebarkan ajaran Islam. Ia tidak lama di Banten. Kemudian ia pindah ke Demak (Jawa Tengah) dengan maksud sama. Makin lama, kedudukan Fatahillah makin kuat. Akhirnya, ia memimpin pasukan Demak menyerbu Portugis. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 Pasukan Demak tidak gentar menghadapi musuh. Pertempuran hebat terjadi di pantai. Pasukan Demak berjuang dengan gagah berani. Mereka berjuang sampai titik darah penghabisan. Setiap jengkal tanah mereka pertahankan. Semangat untuk mengusir penjajah dari tanah air membakar dada pasukan kerajaan Demak. Akhirnya, pasukan Fatahillah menang. Portugis meninggalkan Sunda Kelapa. Kemudian Fatahillah berkuasa di Sunda Kelapa. Sejak itu, nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta. Nama Jayakarta berarti kemenangan yang sempurna. Nama itu dipakai untuk mengenang kemenangan tentara Demak atas bangsa Portugis. Kemudian, tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai hari lahir kota Jakarta. Nama Fatahillah sendiri diabadikan menjadi nama museum di Jakarta. Pada masa penjajahan Belanda Jayakarta berganti nama menjadi Batavia. Sejak awal abad ke-20, Batavia menjadi pusat kekuasaan Belanda. Batavia dikuasai Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Sejak itu, nama Batavia diganti menjadi Jakarta sampai sekarang ini.
b. Kisah terjadinya Yogyakarta
Di Pulau Jawa bagian tengah terdapat Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Pada zaman dulu kedua kesultanan ini menjadi satu dengan nama Mataram. Waktu itu Ibu Kota Mataram adalah Kertasura. Kertasura terletak sekitar 10 kilometer sebelah barat Surakarta (Solo). Tahun 1742 Kerajaan Mataram jatuh karena sebuah pemberontakan. Raja yang memerintah waktu itu adalah Susuhunan Pakubuwono II. Raja dan seluruh anggota keluarga kerajaan melarikan diri ke Sura-karta (Solo). Pusat pemerintahan pun beralih ke Surakarta. Waktu itu kerajaan Mataram belum pulih benar. Raden Mas Said melancarkan pemberontakan. Sebenarnya Raden Mas Said adalah kemenakan raja sendiri. Kerajaan Mataram menjadi kacau balau. Pangeran Mangkubumi mengajukan diri membantu mengatasi kekacauan. Pangeran Mangkubumi adalah adik raja sendiri. Bantuan Pangeran Mangkubumi tidak disetujui seorang pejabat kerajaan. Pangeran Mangkubumi merasa kecewa. Dia bergabung dengan Raden Mas Said. Di bawah pimpinan Raden Mas Said pasukan pemberontak menyerbu Surakarta. Raja Mataram merasa terdesak. Raja kemudian meminta bantuan kolonial Belanda untuk meredakan pemberontakan. Pemberontakan itu dapat digagalkan berkat bantuan tentara kolonial Belanda. Pada tahun 1752 pemberontakan berkobar lagi. Pemberontakan berakhir dengan diadakannya sebuah perjanjian pada tanggal 15 Februari 1755. Namanya Perjanjian Giyanti. Berdasarkan perjanjian itu Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua, Mataram Surakarta Hadiningrat dan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat. Susuhunan Paku Buwono III menjadi raja Mataram Surakarta Hadiningrat. Pangeran Mangkubumi menjadi raja Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat. Sebagai raja ia bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Untuk sementara Sultan Hamengkubuwono I tinggal di Ambar Ketawang. Ia mencari tempat yang cocok untuk mendirikan pusat kerajaan. Para punggawa akhirnya menemukan sebuah hutan. Namanya Garijitawati. Letaknya tidak jauh dari Desa Beringin. Di sinilah kemudian didirikan pusat kerajaan. Tapi, kerajaan yang baru ini belum memiliki nama. Apa nama kerajaan baru ini? Pangeran Mangkubumi dipercaya sebagai jelmaan Dewa Wisnu dalam wujud Khrisna. Sebelumnya, Dewa Wisnu pernah menjelma menjadi Sri Rahma. Raja Sri Rahma tinggal di kerajaan Ayodya. Karena itu, cocok jika kerajaan yang baru ini diberi nama Ayodya. Atau sering disingkat sebagai Yodya. Para pengikut Pangeran Mangkubumi berharap kerjaan baru ini aman, tenteram, damai, dan sejahtera. Inilah sebabnya nama Yodya kemudian ditambah dengan kata karta, artinya serba baik. Demikianlah, kerajaan yang baru ini diberi nama Yodyakarta. Dalam perkembangan selanjutnya, orang lebih mudah menyebut kerajaan ini dengan nama Yogyakarta.

D. Menghargai Peninggalan Sejarah
Negara kita memiliki banyak sekali benda-benda peninggalan sejarah. Benda-benda itu merupakan warisan masa lampau yang sangat berharga. Benda-benda itu menjadi milik negara. Benda-benda itu menjadi milik seluruh rakyat Indonesia. Benda-benda peninggalan sejarah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.  Sudah sepatutnya kita bersikap menghargai benda-benda peninggalan sejarah.
Bentuk penghargaan terhadap benda-benda peninggalan sejarah.
1. Merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah
Banyak benda peninggalan sejarah berusia ratusan atau bahkan ribuan tahun. Tak heran benda-benda tersebut rapuh. Bila tidak dirawat dengan baik bisa rusak dan hancur. Merawat benda-benda peninggalan sejarah merupakan tugas kita semua. Tapi penanggungjawab utamanya adalah negara. Cara menjaga dan merawat antara lain sebagai berikut:
a. Membangun museum-museum untuk menyimpan bendabenda peninggalan sejarah.
b. Menjaga dan merawat daerah-daerah cagar budaya. Di daerah cagar budaya biasanya terdapat banyak benda-benda peninggalan sejarah.
c. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil.
2. Mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah
Mengunjungi museum termasuk salah satu cara menghargai peninggalan sejarah. Kamu juga bisa mengunjungi peninggalan sejarah lainnya, misalnya : candi, makam pahlawan, monumen, dan istana.
3. Menggunakan benda-benda peninggalan sejarah secara benar
Kamu sudah tahu bahwa benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Bendabenda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.

E. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu
a. Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua di wilayah Nusantara adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di sebuah kota kecamatan yang bernama Muarakaman. Daerah ini yang merupakan daerah percabangan antara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang Rantau. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi. Peninggalan sejarah yang membuktikan Kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu pertama adalah ditemukannya prasasti berbentuk Yupa menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Yupa adalah tiang batu pengikat hewan korban untuk dipersembahkan kepada Dewa. Beberapa peninggalan kerajaan Kutai:
1) tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muarakaman;
2) kalung Cina yang terbuat dari emas;
3) satu arca Bulus;
4) dua belas arca batu.
Dari peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudungga adalah raja Kutai yang pertama. Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman, kemudian digantikan oleh Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang taat. Beliau menyembah Dewa Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya sebuah Yupa. Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana. Rakyatnya hidup sejahtera dan makmur.
b. Kerajaan Tarumanegara
            Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor Provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri tahun 450 Masehi. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu pertama di Jawa. Wilayah kekuasaannya, meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain:
1)      Prasasti Ciaruteun,
2)       Prasasti Pasir Koleangkak,
3)       Prasasti Kebon Kopi,
4)       Prasasti Tugu,
5)       Prasasti Pasir Awi,
6)       Prasasti Muara Cianten,
7)      Prasasti Cidanghiang,
8)      Arca Rajasi,
9)       Arca Wisnu Cibuaya I,
10)  Arca Wisnu Cibuaya II.
Peninggalan prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada Prasasti Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu menceritakan cara pemerintahan yang teratur. Purnawarman adalah raja yang terkenal dari Tarumanegara. Beliau pemeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Pada masa pemerintahannya, ia berhasil membuat saluran air untuk pertanian dan mencegah banjir. Mata pencarian rakyat dari pertanian, perikanan dan perdagangan sehingga rakyat dapat hidup dengan makmur.
c. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah dan berdiri pada abad ke-8. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, antara lain sebagai berikut:
1)   Dinasti Sanjaya
a)      Prasasti Canggal (732 M)
Ditemukan di Gunung Wukir di Desa Canggal, isinya memperingati pembuatan lingga di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya;
b) Prasasti Mantyasih (907 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M), isinya raja-raja yang memerintah dari Dinasti Sanjaya.
2) Dinasti Syailendra
a) Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama Syailendra yang beragama Budha;
b) Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Rakai Panangkaran telah berpindah agama dari Hindu menjadi Budha;
c) Prasasti Kalasan (778 M), isinya seorang raja dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai Panangkaran dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk para Bikhu di Kalasan;
d) Prasasti Klurak (782 M), isinya tentang pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari Budha, Wisnu dan Sanggha yang disamakan dengan Timurti; yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa;
e) Prasasti Ratu Boko (856 M), isinya kekalahan Balaputradewa dalam perang dengan kakak iparnya Rakai Pikatan.
d. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno. Namun, letak Kerajaan Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur, tepatnya di daerah Muara Sungai Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Nganjuk sebelah barat dan Pasuruan sebelah selatan serta selanjutnya hampir mencakup seluruh Jawa Timur. Raja yang sangat terkemuka adalah Airlangga dengan gelar Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottungadewa. Prasasti Pucangan menyebutkan bahwa Airlangga dapat menyelamatkan diri dari Serangan raja bawahan bernama Wurawari yang diperalat oleh Sriwijaya. Airlangga masuk hutan dengan hanya diikuti seorang hambanya yang bernama Narottama. Pada saat itu, Airlangga baru berusia 16 tahun. Ia masih amat muda dan belum banyak pengalaman dalam peperangan dan belum begitu mahir dalam menggunakan alat-alat senjata. Akan tetapi, Airlangga dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu, maka tidak dapat dibinasakan oleh kekuasaan kejahatan. Selanjutnya, Airlangga dapat membalikkan keadaan. Wurawari mendapat serangan Airlangga dengan diiringi oleh rakyat hingga keadaan menjadi dikuasai oleh Airlangga.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
1) Prasasti Tangeran (933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama     permaisurinya Sri Wardhani pu Kbi;
2) Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang;
3) Prasasti Lor (939 M), isinya Mpu Sindok memerintahkan membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho di Desa Anyok Lodang;
4) Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.
e. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri didirikan tahun 1041 Masehi. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di bagian barat Jawa Timur. Kerajaan ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan Kediri. (Panjalu) dengan pusat pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala dengan pusat pemerintahan di Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.

Peninggalan-peninggalan Kerajaan ini, antara lain:
1) Prasasti Malengga (1052 M), isinya Garasakan telah mengalahkan
musuhnya yang bernama Linggajaya dan mengusirnya dari istana Tanjung;
2) tiga prasasti Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambing kerajaan, yakni Garudhamuka;
3) Prasasti Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian hadiah tanah oleh        Raja Jayabhaya pada Desa Ngantang;
4) Prasasti Jaring (1181), memuat nama pejabat dengan nama hewan;
5) Prasasti Kamulan (1194 M), isinya tentang kemenangan Kertaraharja atas musuhnya yang mengganggu istana Katangkatang.
f. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan tahun 1222 Masehi. Letaknya di sebelah timur Gunung Kawi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter. Peninggalan-peninggalan kerajaan ini antara lain:
1) Prasasti Mula Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan desa Malurung Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan desa Malurung menjadi Sima (daerah Swatantra) untuk sang Pranajaya beserta keturunannya yang telah berjasa kepada raja;
2) Prasasti Kragan (1256);
3) Prasasti Maribong (1264) hanya berupa satu lempengan saja;
4) Prasasti Sarwadharma (1269), isinya rakyat Sarwadharma menghadap raja dan memohon agar daerah mereka dibebaskan dari wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima.
g. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di bagian hilir Sungai Brantas. Kerajaan ini memberoleh masa kejayaan ketika dipimpin Hayam Wuruk (1350-1389) Tahun 1350 Tribuanatunggadewi mundur dan digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk. Ia bergelar Sri Rajasanagara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Dengan bantuan Mahapatih Gajah Mada, Raja Hayam Wuruk membawa kerajaan ke puncak kejayaan. Sementara itu, Gajah Mada ingin melaksanakan Sumpah Palapanya. Dalam menjalankan Sumpah Palapa, satu demi satu daerah yang belum bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit ditundukkan dan dipersatukan. Daerah kekuasaannya meliputi sekitar wilayah negara Indonesia sekarang ini. Bahkan, pengaruh itu diperluas sampai ke negara tetangga di wilayah Asia Tenggara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tampak jelas sekali. Berbagai kegiatan ekonomi dan kebudayaan sangat diperhatikan. Hasil pemungutan ari berbagai pajak dan upetidimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat di berbagai bidangm Untuk bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan bendungan- bendungan dan saluran pengairan serta pembukaan tanah-tanah baru untuk perladangan. Di beberapa tempat sepanjang sungai besar dibuat tempat penyeberangan yang dapat membantu lalu lintas antardaerah. Hayam Wuruk juga sangat memperhatikan daerah-daerah kerajaan. Beberapa kali ia mengunjungi daerah, antara lain ke Pajang, Lasem, Pantai Selatan, Lumajang, Tirib, dan Semper.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini, antara lain sebagai berikut.
1) Candi:
a) Penataran;
b) Sawentar;
c) Sumberjati.
2) Prasasti Butak (1294), isinya tentang keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.
3) Kitab-kita kuno, antara lain. Pararaton dan kitab Negarakertagama
h. Kerajaan Bali
Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Pusat kerajaan diperkirakan sekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai keterangan pada prasasti dan lontar Bali). Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yaitu  Sri Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan Raja Anak Wungsu  Saat Dinasti Warmadewa berkuasa, agama pertama yang berkembang di Bali adalah Budha. Akan tetapi selanjutnya, rakyat Bali memeluk agama Hindu. Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya Sri Astasura Ratna Bhumi Banten ditaklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit tahun 1430 M. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali antara lain:
1) Prasasti berangka tahun 882 Masehi;
2) Prasasti tahun 896 Masehi;
3) Tugu Sanur, berangka tahun 914 Masehi.
i. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama kalinya, kerajaan ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke daerah Kawali Ciamis.
Raja yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi (tahun 1482 M - 1521 M).
Peninggalan Kerajaan Pajajaran antara lain:
1) Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M)
2) Prasasti Horren,
3) Prasasti Citati Cibadak (1030 M),
4) Prasasti Astana Gede,
5) Prasasti Batutulis Bogor

F. Peninggalan Sejarah dari Masa Budha
a. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu Jawa Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M ditulis dalam huruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta.

b. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Letaknya di Muara Takus (sekarang daerah Riau), tepatnya pada pertemuan dua aliran sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Palembang merupakan pusat kerajaannya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada saat diperintah oleh Balaputradewa merupakan putra dari Samaratungga yang berasal dari Jawa, sekitar abad ke -9. Pada mulanya, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan sungai. Namun, setelah kuat mengadakan perluasan kekuasaan. Perluasan ini dimaksudkan untuk menguasai perdangangan. Hal ini bisa dilihat dari daerah-daerah yang ramai. Daerah pusat perdagangan yang berhasil dikuasainya, antara lain daerah Tulang Bawang, Kedah, Pulau Bangka, Jambi, Genting Kra, dan Jawa Tengah (Kalingga dan Mataram). Dalam upaya memperluas serta mempertahankan wilayah kekuasaannya, Sriwijaya membentuk armada laut yang kuat. Hampir seluruh Pulau Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Selat Sunda dapat dikuasai. Oleh karena itu, Sriwijaya di sebut sebagai Kerajaan Nusantara yang pertama. Wilayah kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi pusat pertemuan antara pedagang dari India dan China, menjadikan kemajuan bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim. Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari China yang bernama I-tsing tahun 685 M menetap di Sriwijaya. Mahaguru ilmu agama Budha yang berasal dari India, yaitu Sakhyakitri dan Dharmapala turut mengajarkan agama Budha. Banyak pula pemuda dari Sriwijaya yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India). Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena serangan Raja Colamandala dari India Selatan tahun 1025 M. Tahun 1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Selanjutnya, tahun 1377, Sriwijaya diserbu Majapahit. Sejak masa itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya berakhir. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
1) Prasasti Kedukan Bukit (684 M),
2) Prasasti Talang Tuo (684 M),
3) Prasasti Kota Kapur (686 M),
4) Prasasti Karang Berahi (686 M).
G. Tokoh-Tokoh pada Masa Hindu-Buddha
a. Kerajaan Mataram Kuno
Salah satu raja yang terkemuka pada masa kerajaan ini adalah raja Sanjaya. Ia dijuluki raja yang gagah berani yang telah menaklukan rajaraja di sekelilingnya. Ia dihormati oleh para pujangga karena dipandang sebagai raja yang paham akan isi kitab-kitab suci. Rakyatnya dapat tidur nyenyak tanpa ada rasa takut diganggu oleh penjahat.

b. Kerajaan Medang Kamulan
Raja yang sangat terkemuka adalah Airlangga dengan gelar Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottungadewa. Prasasti Pucangan menyebutkan bahwa Airlangga dapat menyelamatkan diri dari Serangan raja bawahan bernama Wurawari yang diperalat oleh Sriwijaya. Airlangga masuk hutan dengan hanya diikuti seorang hambanya yang bernama Narottama. Pada saat itu, Airlangga baru berusia 16 tahun. Ia masih amat muda dan belum banyak pengalaman dalam peperangan dan belum begitu mahir dalam menggunakan alat-alat senjata. Akan tetapi, Airlangga dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu, maka tidak dapat dibinasakan oleh kekuasaan kejahatan. Selanjutnya, Airlangga dapat membalikkan keadaan. Wurawari mendapat serangan Airlangga dengan diiringi oleh rakyat hingga keadaan menjadi dikuasai oleh Airlangga.

c. Kerajaan Singasari
Ada 5 raja yang terkemuka di Kerajaan Singasari, yaitu sebagai berikut.
1) Ken Angrok (Ken Arok)
Wangsa Rajasa adalah wangsa baru berbarengan dengan kemunculan Ken Angrok. Wangsa inilah yang menguasai Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Ken Angrok dilahirkan di Desa Pangkur, sebelah timur Gunung Kawi. Ibunya bernama Ken Endok, istri seorang petani yang bernama Gajah Para. Ken Angrok merupakan anak yang tidak diharapkan kehadirannya oleh ibunya, maka dari itu setelah melahirkan ibunya membuang bayinya itu di sebuah kuburan. Selanjutnya, bayi itu dipelihara oleh seorang pencuri yang bernama Lembong. Pada masa mudanya, kehidupan Ken Angrok diwarnai oleh kelakuan yang tidak baik. Seterusnya, ia diangkat sebagai anak oleh seorang brahmana yang bernama Dangyang Lohgawe. Melalui perantaraan Lohgawe inilah Ken Angrok dapat bekerja di tempat Akuwu Tunggul Ametung. Di rumah Tunggul Ametung itulah Ken Angrok bekerja. Namun selanjutnya, Ken Angrok jatuh cinta kepada istri majikannya, yaitu Ken Dedes. Untuk memenuhi keinginannya, Ken Angrok meminta bantuan kepada Mpu Gandring agar dibuatkan sebuah keris. Namun setelah keris itu selesai, Mpu Gandring dibunuh Ken Angrok dengan keris tersebut. Ken Angrok kembali ke Tumapel dan keris itu dipinjamkan kepada sahabatnya yang bernama Kebo Ijo. Pada suatu malam secara diam-diam keris itu diambil oleh Ken Angrok untuk membunuh Tunggul Ametung. Setelah berhasil membunuh, keris dikembalikan ke tempat semula. Rakyat akhirnya gempar dan Kebo Ijo dituduh membunuh Tunggul. Sebaliknya, Ken Angrok dianggap sebagai pahlawan. Ken Angrok pun berhasil membunuh Kebo Ijo dengan keris yang dipinjamkannya. Setelah peristiwa itu, Ken Angrok menjadi Akuwu Tumapel menggantikan Tunggul Ametung. Selain itu, Ken Dedes dipersunting menjadi istrinya. Setelah lama menjadi Akuwu Tumapel, pada suatu hari ia didatangi para Brahmana dari Kerajaan Daha. Mereka dating untuk meminta perlindungan dari kejahatan Raja Daha. Para Brahmana kemudian menobatkan Ken Angrok menjadi Raja Tumapel dengan gelar Sri Raharja Sang Amurwabhumi. Dengan izin dan restu para Brahmana, ia pun memakai nama Bhatara Guru dan mengadakan penyerangan ke Kerajaan Daha melawan Raja Dangdang Gendis.
Ken Angrok dapat mengalahkan Raja Dangdang Gendis dan balatentaranya. Seluruh wilayah Kerajaan Daha akhirnya dapat dikuasai. Ken Angrok pun menjadi maharaja di Tumapel. Ken Angrok menjadikan kerajaannya sebagai Kerajaan Singasari. Di bawah kekuasaanya, kerajaan ini berkembang maju dan disegani. Dari perkawinannya dengan Ken Dedes, ia mempunyai anak yang bernama Mahisa Wonga Teleng. Dari selirnya yang bernama Ken Umang, ia mempunyai anak Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wregola dan Dewi Rambi. Pada tahun 1227, Ken Angrok meninggal dibunuh oleh suruhan Anusapati, anak tirinya dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring. Hal itu dilakukan Anusapati sebagai balas dendam terhadap pembunuhan ayahnya, Tunggul Ametung.
2) Anusapati dan Tohjaya
Anusapati bukan anak Ken Dedes dari Ken Angrok, melainkan anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung. Pada saat Ken Dedes diperistri oleh Ken Angrok sebenarnya sedang hamil 3 bulan. Setelah dewasa, Anusapati mengetahui bahwa Ken Angrok bukanlah bapaknya. Ayah kandungnya adalah Tunggul Ametung yang dibunuh oleh Ken Angrok. Setelah mengetahuinya, Anusapati ingin membalas dendam pada Ken Angrok. Untuk itu, ia menyuruh Pangalasan dari daerah Batil untuk membunuh Ken Angrok. Setelah Ken Angrok meninggal, Anusapati menjadi raja. Ia memerintah selama 21 tahun (1227-1248). Namun selama masa pemerintahannya tidak banyak diketahui. Setelah lama waktu berlalu, berita tentang pembunuhan Ken Angrok oleh Anusapati terdengar pula oleh Panji Tohjaya, yaitu anak Ken Angrok dari Ken Umang. Ia tidak senang mendengar kematian ayahnya dengan cara itu. Ia berusaha pula untuk membalas dendam. Akhirnya, Anusapati dapat dibunuh oleh Tohjaya ketika keduanya sedang menyambung ayam. Tahun 1248, Tohjaya memegang kekuasaan Singasari. Namun, Tohjaya tidak lama memerintah. Ia hanya memerintah selama beberapa bulan saja karena pada masa itu terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Ranga Wuni, anak Anusapati. Dalam penyerbuan itu, Tohjaya luka kena tombak, kemudian diusung dan diungsikan oleh pengikut-pengikutnya ke Katang Lumbang. Sesampainya di tempat itu, akhirnya Tohjaya meninggal.
3) Wisnuwardhana
Sepeninggal Tohjaya, pada tahun 1248 juga Rangga Wuni dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia didampingi oleh Mahisa Campaka (sepupunya). Mahisa Campaka diberi gelar Narasimhamurti. Tahun 1268, Wisnuwardhana meninggal dunia. Tahta kerajaan diturunkan kepada anaknya, Kertanagara.
4) Kertanagara
Riwayat Kertanagara paling banyak diketahui daripada raja-raja Singasari lainnya. Dalam pemerintahnnya, ia dibantu oleh tiga mahamantri, yaitu rakryan i hino, rakryan i sirikap, dan Rakryan i halu. Cita-cita Kertanagara adalah memperluas daerah kekuasaannya. Namun, sebelum cita-citanya tercapai, Kertanagara meninggal. Ia meninggal tahun 1292 karena terbunuh oleh serangan pasukan Kediri.

d. Kerajaan Majapahit
Beberapa raja Majapahit yang terkenal adalah sebagai berikut.
1)      Raden Wijaya (1293-1309)
 Ia masih keturunan Ken Angrok hasil perkawinannya dengan Ken Dedes. Ia merupakan raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai raja pertama, ia berusaha membangun kerajaan demi memajukan rakyat dengan kerja keras. Pelabuhan lautnya banyak dikunjungipedagang dari berbagai daerah dan pedagang asing. Pelabuhan laut yang dimiliki oleh kerajaan Majapahit adalah Tuban, Gresik dan Surabaya. Pada masa pemerintahannya terjadi beberapa pemberontakan. Namun, semua pemberontakan itu dapat ditumpas. Pemberontakan itu, antara lain dilakukan oleh Ranggalawe, Lembu Sora, Juru Demung dan Gajah Biru. Pada tahun 1309, Raden Wijaya meninggal. Jasadnya dibakar dan abunya dimakamkan di Simping (Candi Sumberjati) dekat daerah Blitar.
2) Jayanegara (1309-1328)
Putra Raden Wijaya ini naik tahta dalam usia yang masih muda. Pada saat pemerintahannya, banyak sekali terjadi pemberontakan. Pemberontakan yang paling membahayakan adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Nambi dan Kuti. Bahkan pemberontakan Kuti dan pengikutnya berhasil menduduki ibu kota kerajaan. Raja mengungsi ke Desa Bedander dengan dikawal oleh panglima pasukan Bhayangkara, yaitu Gajah Mada. Berkat kecerdikan Gajah Mada, akhirnya pemberontakan Kuti dapat ditumpas. Raja pun dapat kembali ke istana. Tahun 1328 raja meninggal karena dibunuh oleh tabib istana yang bernama Tanca.
3) Tribuanatunggadewi (1328-1350)
Putri Raden Wijaya dari Gayatri yang bernama Tribuanatunggadewi yang bergelar Tribhuwanotunggadewi Jayawisnuwardhani dinobatkan menjadi raja. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yang hebat yang dinamakan pemberontakan Sadeng. Peristiwa ini dapat dipadamkan karena kecerdikan yang dimiliki oleh Gajah Mada. Berkat jasanya inilah Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit. Pada saat dilantik, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada berjanji tidak akan menikmati kehidupan duniawi sebelum seluruh wilayah Nusantara bersatu di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1343 sumpahnya terwujud.
4) Hayam Wuruk (1350-1389)
Tahun 1350 Tribuanatunggadewi mundur dan digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk. Ia bergelar Sri Rajasanagara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Dengan bantuan Mahapatih Gajah Mada, Raja Hayam Wuruk membawa kerajaan ke puncak kejayaan. Sementara itu, Gajah Mada ingin melaksanakan Sumpah Palapanya. Dalam menjalankan Sumpah Palapa, satu demi satu daerah yang belum bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit ditundukkan dan dipersatukan. Daerah kekuasaannya meliputi sekitar wilayah negara Indonesia sekarang ini. Bahkan, pengaruh itu diperluas sampai ke negara tetangga di wilayah Asia Tenggara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tampak jelas sekali. Berbagai kegiatan ekonomi dan kebudayaan sangat diperhatikan. Hasil pemungutan dari berbagai pajak dan upeti dimanfaatkan untuk kesejahteraan
rakyat di berbagai bidang. Untuk bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan bendungan- bendungan dan saluran pengairan serta pembukaan tanah-tanah baru untuk perladangan. Di beberapa tempat sepanjang sungai besar dibuat tempat penyeberangan yang dapat membantu lalu lintas antardaerah. Hayam Wuruk juga sangat memperhatikan daerah-daerah kerajaan. Beberapa kali ia mengunjungi daerah, antara lain ke Pajang, Lasem, Pantai Selatan, Lumajang, Tirib, dan Semper.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Peninggalan sejarah adalah adalah warisan masa lampau yang memiliki nilai sejarah. Peninggalan sejarah ini bisa berbentuk fosil, peralatan hidup di masa lampau, prasasti, bangunan, dan buku (kitab). Contoh bangunan peninggalan sejarah antara lain candi, tempat ibadah, benteng, museum, monumen, dan makam. Tiap daerah memiliki peninggalan sejarah yang berbeda. Kita sebaiknya mengetahui macam-macam peninggalan sejarah di daerah kita sendiri. Selain berbentuk benda, ada juga peninggalan sejarah yang berupa cerita rakyat. Contoh bentuk cerita rakyat adalah legenda, mitos, dan dongeng. Dalam cerita rakyat terdapat pesan-pesan moral yang harus dipatuhi.
Benda-benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara.
Kita harus menghargainya. Caranya antara lain dengan:
1. Menjaga dan merawatnya
2. Mengunjungi tempat-tempat peninggalan serajah
3. Tidak menyalahgunakan benda-benda peninggalan sejarah.
Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari India dan Cina. Kerajaan Hindu di Indonesia adalah Kutai, Tarumanegara, Mataram, Kediri, Singosari,dan Majapahit. Majapahit mendapat sebutan sebagai kerajaan maritim dan agraris. Selain itu disebut sebagai kerajaan nusantara.
Kerajaan Buddha di Indonesia adalah Kaling dan Sriwijaya. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim, pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha, dan sebagai pusat perdagangan. Peninggalan sejarah dari Hindu-Buddha adalah Candi Prambanan dan Candi Borobudur.



DAFTAR PUSTAKA
Syamsiyah siti, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 . Jakarta : Pusat Perbukuan               Departemen Pendidikan Nasional.  
Hisnu Tantya, Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional .























Tidak ada komentar:

Posting Komentar