Pengertian mobilitas sosial
Mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu
ke status sosial yang lainnya dalam suatu struktur sosial pada
masyarakat.Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi
sosial atau pelapisan sosial, mengingat mobilitas sosial merupakan gerak pindah
dari suatu lapisan ke lapisan yang lainnya, baik dari bawah ke atas maupun dari
atas ke bawah.
Dalam hal ini, masyarakat dengan kelas sosial yang bersifat
terbuka merupakan masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas sosial yang
tinggi, sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup memiliki tingkat
mobilitas sosial yang rendah. Hal ini mengingat pada masyarakat dengan kelas
sosial tertutup sangat sedikit sekali, bahkan tidak memungkinkan terjadinya
perpindahan anggota dari satu lapisan ke lapisan yang lain.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan mobilitas sosial
terjadi dalam konteks diferensiasi sosial, yaitu perpindahan penduduk secara
horizontal yang tidak menunjukkan tingkatantingkatan. Dalam diferensiasi sosial
akan terjadi pula mobilitas anggota kelompok, meskipun tidak seperti yang
terjadi dalam stratifikasi sosial. Misalnya perpindahan penduduk dari desa ke
kota atau yang dikenal dengan istilah urbanisasi.
Mobilitas
sosial menurut para ahli :
1.
Horton
dan Hunt
Menurut Horton dan Hunt, mobilitas
sosial adalah sebagai tindakan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya.Mobilitas sosial bisa merupakan peningkatan atau penurunan dalam segi
status sosial dan biasanya termasuk dalam segi penghasilan yang dapat dialami
oleh beberapa individu atau keseluruhan anggota kelompok.
2.
Robert
M.Z. Lawang
Menurut Robet M.Z. Lawang, mobilitas
sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain
atau dari dimensi ke dimensi yang lainnya.
3.
Ransford
Menurut Ransford, mobilitas sosial
merupakan suatu gerak naik atau turun dari individu atau kelompok dalam suatu
heararki sosial (Jeffries dan Ransford, 1980:491).
4.
Kimball
Young dan Raymond W. Mark
Sedangkan menurut Kimball Young dan
Raymond W. Mark bahwa mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur
sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur orgainsasi suatu kelompok
sosial.
2.2
bentuk-bentuk mobilitas sosial
mobilitas sosial memiliki
bentuk-bentuk yang berbeda yaitu:
1.
Mobilitas
horizontal
Mobilitas horizontal adalah perpindahan individu atau objek
sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang
sederajat. Dengan demikian seseorang hanya mengalami perpindahan semata akan
tetapi tidak menambah tingkatan atau mengurangi tingkatan status yang lama.
Contohnya murid SMAN 1 pindah sekolah ke MAN 1. Disini terlihat bahwa, murid
tersebut hanya berpindah sekolah namun statusnya masih sama yakni siswa
(murid).
2.
Mobilitas
vertikal
Mobilitas
vertikal merupakan perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan
sosial yang satu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.Artinya
terjadi perubahan derajat seseorang dari yang rendah menjadi yang tinggi atau
sebaliknya.Ciri khas dalam mobilitas sosial vertikal adalah terjadinya
perubahan derajat pada individu dalam mobilitas sosial tersebut. Mobilitas
vertikal terbagi menjadi dua yaitu:
a. Social climbing
Social
climbing atau disebut mobilitas vertikal naik adalah mobilitas sosial yang di
dalamnya terjadi kenaikan derajat. Social climbing memiliki dua bentuk utama
yaitu: 1). Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke
dalam kedudukan yang lebih tinggi. 2). Pembentukan suatu kelompok baru yang
kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan
individu-individu pembentuk kelompok tersebut. Contohnya, seorang guru yang
berprestasi diangkat menjadi kepala sekolah.
b. Social sinking
Social
sinking atau disebut juga mobilitas vertikal turun adalah mobilitas sosial yang
di dalamnya terjadi penurunan derajat. Social sinking memiliki dua bentuk
utama, yaitu: 1). Turunnya kedudukan individu-individu ke kedudukan yang lebih
rendah derajatnya. 2). Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat
berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contohnya, seorang ketua partai
politik diturunkan atau dikeluarkan karena terdakwa sebagai koruptor.
Pada
prinsipnya mobilitas sosial vertikal memiliki beberapa prinsip anatar lain
yaitu :
1. Hamper tidak ada masyarakat yangstratifikasinya
secara mutlak tertutup, sekalipun pada masyarakat sistem kasta.
2. Gerak sosial vertikal tidak mungkin
dapat dilakukan sebebas-bebasnya meski stratifikasinya terbuka karena ada
hambatan-hambatan.
3. Gerak sosial vertikal memiliki cirri
khas dalam setiap masyarakat tidak sama
4. Laju gerak sosial vertikal yang
disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan berbeda-beda.
5. Tidak ada kecendrungan yang kntiniu
mengenai bertambah atau berkuangnya laju gerak sosial, dan ini berlaku bagi
semua masyarakat.
3.
Mobilitas
intragenerasi
Dalam kehidupan sehari-hari seringlah kita melihat di satu
keluarga memiliki anak yang banyak.Si abang memiliki status lebih tinggi di
bandingkan adiknya.Ada juga kebalikannya.Dari contoh tersebutlah kita bisa
ambil garis tengahnya bahwa mobilitas dalam masayarakat yang tejadi pada
keluarga mengalami perubahan.Perubahan pada status abang dan adik inilah yang
dinamakan sebagai mobilitas intragenerasi.Mobilitas intragenerasi merupakan
mobilitas sosial yang dialami seseorang selama masa hidupnya (dalam satu
generasi) atau berdasarkan riwayat hidupnya. Mobilitas ini hanya terjadi pada
generasi yang sama. Dengan pengertian lain, satu generasi yang sama yaitu adik,
kakak, dan abang. Mobilitas ini juga bisa naik dan turun. Contoh mobilitas
intragenerasi naik: Wahyu dan Andini adalah abang adik yang mendirikan
sekolah bersama. Wahyu sebagai abang menjadi guru sedangkan Andini sebagai adik
menjabat kepala sekolah.Sedangkan contoh intragenerasi turun sebaliknya.
4.
Mobilitas
antargenerasi
Kalau mobilitas intragenerasi hanya meliputi satu generasi
yang sama, maka berbeda halnya dengan mobilitas antargenerasi. Mobilitas
antargenerasi diartikan sebagai mobilitas sosial yang terjadi antara dua
generasi atau lebih.Mobilitas seperti ini terjadi karena adanya perubahan
status sosial antara ayah dengan anak, anak dengan cucu, dan
seterusnya.Mobilitas antargenerasi mengacu kepada perbedaan status yang dicapai
seseorang yang telah memiliki keluarga sendiri dibandingkan dengan status
sosial yang dimiliki orang tuanya.Dalam mobilitas ini juga bisa terjadi gerak
naik maupun turun.Contoh mobilitas sosial antargenerasi naik, anak seorang
pemulung yang rajin dan mampu menyekolahkan anakanya hingga saraja dan menjadi
dosen di sebuah perguruan tinggi negeri.
5.
Mobilitas
geografis
Bebeda pula halnya dengan mobilitas geografis yang
menekankan pada perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah
yang lain seperti transmigrasi, urbanisasi dan migrasi. Mobilitas ini lebih
menekankan pada tempat yang membuat individu mengalami perubahan status.
Contohnya yaitu seseorang warga biasa berpindah tempat karena alasan ekonomi,
setelah di tempat tinggal yang baru ia sukses dan terpilih menjadi lurah.
2.3 saluran-saluran mobilitas sosial
Menurut
Pitirim A. Sorikin, gerakan sosial vertikal memiliki saluran-saluran dalam
masyarakat. Proses gerakan sosial vertikal melalui saluran tersebut dinamakan
social circulation (Soekarto, 1990:278). Saluran-saluran itu sebagai berikut:
1)
Angkatan
bersenjata
Dalam
sistem militer angkatan bersenjata atau kepolisian memiliki aturan sendiri.
Bagi prajurit yang memiliki kemampuan lebih akan memperoleh kenaikkan pangkat,
begitu juga sebaliknya bagi prajurit yang melanggar maka akan diturunkan
pangkatnya. Berarti dalam angkatan bersenjata juga akan terjadi mobilitas
sosial, baik vertikal naik maupun vertikal turun.
2)
Lembaga-lembaga
keagamaan
Pada umumnya, agama mengajarkan bahwa setiap manusia
memiliki derajat yang sama di mata Tuhan. Ajaran ini pada hakikatnya untuk
permasalahan keyakinan dan ketaatan namun dalam kehidupan bermasyarakat
tujuannya adalah untuk mengajak orang-orang yang berada pada
lapisan bawah untuk termotivasi untuk menaikkan derajatnya dalam stratifikasi
di masyarakat. Contohnya Ajaran Nabi Besar Muhammad SAW yang mengajarkan
umat Muslim untuk berusaha karena Allah SWT tidak akan mengubah nasib seseorang
apabila orang tersebut tidak berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri. Jelaslah
sudah bahwa agama juga mengajarkan untuk melakukan mobilitas sosial di
masyarakat.
3.
Lembaga-lembaga
pendidikan
Lembaga
pendidikanlah yang paling sering digunakan untuk melakukan mobilitas vertikal
naik.Di Indonesia khususnya selalu mempertanyakan ijazah untuk mendapatkan
suatu pekerjaan.Dengan ijazah dan kemampuan dalam ilmu pengetahuan juga
biasanya seseorang diangkat menjadi pejabat-pejabat penting dalam
masyarakat.Hal ini karena masyarakat sangat menghargai seseorang yang mempunyai
pendidikan tinggi karena dianggap memiliki kemampuan bekerja, contohnya pegawai
negeri, dokter, guru dan profesi lainnya.
4)
Organisasi-organisasi politik,
ekonomi, dan keahlian
Organisasi politik, ekonomi, atau organisasi dengan keahlian
tertentu terkadang menjadi jembatan seseorang untuk meraih prestise tertentu di
masyarakat.Contohnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentu memiliki
prestise yang berbeda dibandingkan dengan dokter biasa.
5)
Perkawinan
Tidak
bisa dipungkiri kata-kata matrek tidaklah asing ditelinga kita.Hal ini sangat
berkaitan dengan mobilitas sosial pada seseorang. Orang yang menikahi pria atau
wanita yang kaya dianggap akan mengubah statusnya mejadi lebih tinggi lagi.
Sehingga melalaui perkawinan, mobilitas sosial vertikal naik sering terjadi
meski terkadang juga tejadi mobilitas sosial turun karena sesorang yang menikah
dengan orang yang berasal dari lapisan sosial di bawahnya akan mengalami
mobilitas vertikal turun. Contohnya seseorang yang memiliki kasta
brahmana menikah dengan kasta sudra maka ia akan kehilangan kasta asalanya.
2.4 sifat dasar mobilitas sosial
Masyarakat
yang berkelas sosial terbuka adalah masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas
yang tinggi sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup adalah
masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang rendah.
Pada
masyarakat berkasta yang sifatnya tertutup, hampir tak ada gerak sosial karena
kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan.Pekerjaan, pendidikan dan
seluruh pola hidupnya.Karena struktur sosial masyarakatnya tidak memberikan
peluang untuk mengadakan perubahan.
Dalam sistem lapisan terbuka,
kedudukan yang hendak dicapai tergantung pada usaha dan kemampuan
individu.Memang benar bahwa anak seorang camat mempunyai peluang yang lebih
baik dan lebih besar daripada anak seorang penjual tomat.Akan tetapi,
kebudayaan dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bagi anak penjual tomat
untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan yang semula
dipunyainya.Seperti Chairul Tanjung, Dahlan Iskan, dll.Namun kenyataan tidaklah
seideal itu.Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan-kesulitan,
misalnya birokrasi (dalam arti yang kurang baik), biaya,
kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat, dan lain sebagainya.
Bila tingkat mobilitas sosial
tinggi, meskipun latar belakang sosial para individu berbeda, maka mereka tetap
dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih
tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, maka tentu saja kebanyakan orang
akan terkungkung dalam status para nenek moyang mereka.
2.5Konsekuensi Mobilitas Sosial
1.
Konflik
Di saat terjadi perubahan status
pada suatu organisasi atau lembaga, secara manusiawi pasti ada yang cemburu,
iri, atau tidak terima. Aapalagi perubahan status tersebut menjadikan seseorang
turun jabatan atau derajat, maka tidak bisa dipungkiri akan terjadi konflik.
Selain itu konflik juga dapat terjadi karena adanya perbedaan yang mana dapat
disebabkan oleh: perbedaan kebudayaan, perbedaan antar-individu, perbedaan
kepetingan dan perubahan sosial. Masing-masing pihak yang berkonflik biasanya
bersikukuh untuk mempertahankan pendirianya masing-masing dan berusaha
menjatuhkan pendirian lawanya.
2.
Penyesuaian atau Proses akomodasi
baru
Konflik di sisi dapat mengancam
stabililitas sosial, akan tetapi di sisi lain konflik juga dapat dapat
mendorong para pihak yang bersiteru untuk menciptakan penyesuaian-penyesuaian
dalam upaya menyelesaikan konflik diantara mereka. Untuk itu, stabilitas sosial
baru lambat laun terbentuk di masyarakat. Penyesuaian terhadap perubahan yang
diakibatkan oleh mobilitas sosial, antara lain:
a. Berlakunya perlakuan atau aturan
yang baru di masyarakat.
b. Perlakuan atau aturan brupa sistem
politik yang baru,, ideologi baru,
c. tingkat toleransi yang tinggi,
tingkat kebebasan yang lebih tinggi, dsb
d. Masyarakat mulai mempunyai sikap
baru terhadap suatu keadaan.
e. Terdapat pergantian dominasi dalam
suatu masyarakat. Misalnya, setelah indonesia merdeka, semua warga berhak
memperoleh pendidikan yang sama.
2.6
Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas
Sosial
Situasi
pendorong mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi beberapa faktor berikut.
a.
Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan
tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.
Yang
termasuk dalam cakupan faktor struktural antara lain:
1)
Struktur Pekerjaan
Di
setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus
diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
Biasanya
ini terkait dengan kegiatan perekonomian masyarakat tersebut.
2)
Perbedaan Fertilitas
Setiap
masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah
jenis
pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu akan
berpengaruh terhadap proses mobilitas sosial
yang
akan berlangsung.
3)
Ekonomi Ganda
Suatu
negara mungkin saja menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern).
Hal ini tentu akan berdampak pada
jumlah
pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun yang rendah.
b.
Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau
dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.
Adapun
yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.
1)
Perbedaan Kemampuan
2)
Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
3)
Faktor Kemujuran
c.
status sosial
setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki
oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang
memiliki statusnya sendiri. apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang
diwariskan orang tuanya, ia dapat mencari sendiri lapisan sosial yang lebih
tinggi dengan melihat kemampuan dan jalan yang di tempuh dan hal ini hanya
terjadi dalam masyarakat yang memiliki struktur sosial yang luwes.
d.
keadaan ekonomi
keadaan ekonomi dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial
sosial. orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, kemudian
mereka yang tidak mau menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal ke daerah
lain atau ke kota besar. secara sosiologis mereka dikatakan mengalami
mobilitas.
e.
situasi politik
situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas
sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. keadaan negara yang tidak menentu
akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas
manusia ke daerah yang lebih aman.
f.
kependudukan (demografi)
faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam
arti geografik. pertambahan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan sempitnya
tempat pemukiman dan kemiskinan semakin merajalela. keadaan demikian mendorong
sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.
g.
keinginan melihat daerah lain
adanya keinginan melihat daerah lain
mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat
ke tempat yang lain
2.7 faktor
penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat
mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
1. Nelson Mandela,
pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan. Perbedaan kelas rasial,
seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih
berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk
dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut
Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam,
terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
2. Agama, seperti
yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta. diskriminasi kelas dalam
sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti
dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan
ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya.
Contoh:
"A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua
orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan status sosialnya. Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga
berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan
kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan status sosialya.
2.8
dampak dari adanya mobilitas sosial
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang
bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.
·
Dampak
Positif :
1.Mendorong Seseorang untuk lebih maju
Terbukanya kesempatan untuk
pindah
dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri
seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih
tinggi.
2.
Mempercepat
Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial
akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris
ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung
oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan
peningkatan dalam bidang pendidikan.
3.
Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya
mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya,
ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang
di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta
intergrasi soaial.
·
Dampak negatif
1. Timbulnya
Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh
mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :
a.
Konflik Antarkelas.Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam
lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan
antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas.
b.
Konflik Antarkelompok social.Konflik yang menyangkut antara
kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa:
-
Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial
yang modern.
-Proses
suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki
wewenang.
c. Konflik Antargenerasi.Konflik yang terjadi karena adanya benturan
nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam
mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan
perubahan.
2. Berkurangnya
Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang
yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan
agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan
fungsi-fungsinya
3. Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial
dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai
berikut. :
a. Menimbulkan
ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
b. Adanya
gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya.
c. Mengalami
frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan
atas, tetapi tidak dapat mencapainya.
2.9
Hubungan
Pendidikan dengan Mobilitas sosial
Menurut
Bahar(1989:37) ada beberapa hal hubungan antara sekolah dengan mobilitas sosial
yaitu:
1.
Kesempatan pendidikan
2.
Kesempatan pendidikan ini banyak
ditentukan oleh faktor-faktor tertentu antara lain kedudukan atau status sosial
masyarakat.
3.
Mendapatkan pekerjaaan, kualifikasi
pendidikan ada hubungannya dengan jenis pekerjaan, akan tetapi tidak semua
orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan mendapatkan yang cocok dengan
pekerjaannya. Jadi secara singkat hubungan dengan mobilitas sosial dipengaruhi
kesempatan memperoleh pendidikan dan kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai
dengan kualifikasi pendidikannya.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari semua penjabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa mobilitas
sosial (social mobility) merupakan proses perpindahan posisi atau status sosial sosial atau yang
dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat.
Terdapat beberapa faktor penentu terjadinya suatu mobilitas dalam masyarakat.
Dan klasifikasi dari mobilitas sosial, dengan mengetahui itu kita tahu termasuk
dalam golongan apa kita ini entah itu mobilitas vertikal, mobilitas horizontal
atau yang lainnya itu tergantung kita menyikapinya. Mobilitas sosial
dimasyarakat ternyata tidak seperti yang dibayangkan yaitu bergerak lurus
sesuai dengan status dan peran sosial suatu individu atau kelompok.Jadi
disimpulkan jika mobilitas sosial bersifat dinamis dapat berubah secara cepat
dan lambat.
3.2 SARAN
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan
peran sosialnya sangatlah tinggi, namun sebagai manusia sosial seharusnya kita
dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial atau gerakan sosial ini tidak
terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena mobilitas sosial terjadi
tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status serta peran sosial
diri dan menurut prestasi kita masing-masing anggota masyarakat.Oleh karena itu
sebaiknya jika memang menginginkan mobilitas naik kita juga tidak boleh duduk
diam dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan positif terhadap
perubahan yang positif juga dimasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar